blazer korea murah

Wajah Koruptor di Jalanan



Sore ini aku turun gunung. Melewati jalanan berkelok nan curam. Angin pegunungan menyisir tubuh dalam balutan jaket hitam, menambah syahdu perjalanan pulangku kali ini.


Deretan panjang mobil ber-plat luar kota seakan berpawai. Memaksa aku untuk tidak tancap gas, memacu motor grand klangenan ini. Suasana turun gunung ini terasa fly.


Tin………..tiba-tiba klakson panjang memecahkan suasana. Reflek, keluar tanpa dikomando oleh jempol kiriku. Mobil congkak masuk ke jalur yang aku lewati, walau garis putih terlihat nyata tak terputus.


Istighfar bergumam di mulutku. Dalam hatiku bicara, jangan berharap kecelakaan di jalan akan menurun apalagi hilang, kalau membedakan antarta garis putih lurus dan putus-putus saja belum bisa.


Tentu kita semua tahu arti garis lurus dan putus-putus di sepanjang jalan itu. Walau jika kita perhatikan, masih ada yang mentolerir pelanggaran terhadap arti garis itu. Loh kok bisa? Yah bisa, asal saat akan melanggar, jalan yang dilanggar sepi dari yang berhak. Melanggar tapi tak merampas secara langsung hak dari yang berhak. Tidak bisa, jika jalan yang akan dilanggar ada atau dipenuhi pengguna jalan lainnya.


Jika kita tarik dalam kasus korupsi yang melanda negara kita, maka perilaku penyerobotan hak di jalanan bisa menggambarkan wajah Koruptor. Koruptor tidak segan merampas hak dari yang berhak. Koruptor tutup mata, apakah yang dijarah itu punya orang lain atau bukan. Bagi mereka, kenyang dan lancar adalah tujuan yang tidak boleh terhalang.


Akhir kata, improvisasi di jalan boleh dilakukan asal tetap didampingi dengan etika, moral dan aturan. Jika semua itu dilanggar, maka tunggulah! Kecelakaan menjelang.



sumber : http://sosbud.kompasiana.com/2013/11/03/wajah-koruptor-di-jalanan-604794.html

Wajah Koruptor di Jalanan | Unknown | 5

0 komentar:

Posting Komentar