Orang tua adalah sebagai orang yang bertanggungjawab penuh terhadap perkembangan dan pertumbuhan seorang anak. Akan tetapi, sebagian dari orang tua yang ada ini malah menjadi salah satu faktor penghambat keberhasilan seorang anak bahkan menjadi faktor kegagalan seorang anak. Hal ini sering kita temui di lingkungan sekitar kita.
Keberhasilan seorang anak tidak pernah lepas dari peran , doa dan dukungan orang-orang yang berada di sekitarnya termasuk kedua orang tua yang mempunyai peranan terpenting. Tapi apa jadinya bila justru orang tualah yang menjadi faktor kegagalan anak. Banyak anak-anak yang sejak kecil ditinggal kedua orang tuanya untuk bekerja. Anak ini tidak mendapat perhatian dan kasih sayang penuh dari orang tua. Dan untuk sekedar bertatap muka, dan mendengarkan cerita apa yang dialami anak pun sulit untuk dilakukan. Kegagalan tersebut dalam hal prestasi akademik maupun moral dan mentalitas anak.
Masa kanak-kanak merupakan masa keemasan seseorang, dalam arti anak-anak yang dididik pada usia dini akan lebih cepat mengingat tentang apa yang dia lihat dan diketahuinya. Dalam masa inilah anak-anak, sangat membutuhkan pendidikan baik pendidikan agama serta budipekerti maupun pendidikan yang terdapat di sekolah formal. Ketika anak tidak mendapatkan pendidikan akhlak, ia akan bertindak sesuka hati tanpa mengenal batas yang harus dijaga dan tidak boleh dilampaui. Banyak kasus yang mungkin pernah kita dengar mengenai kenakalan anak remaja. Seperti akhir-akhir ini yang terjadi, serang siswa SMP melakukan adegan intim yang seharusnya belum waktunya untuk mereka lakukan. Dan lebih parahnya lagi adegan tersebut di rekam video oleh temannya dan seakan-akan di-setting. Kemudian masih banyak lagi, seperti anak-anak usia sekolah yang masuk dalam jurang lembah hitam narkoba dan minuman keras serta banyaknya remaja dibawah umur yang hamil di luar nikah.
Kasus seperti itu menggambarkan betapa kehidupan anak-anak dan remaja saat ini sudah sangat memperhatikan. Disinilah peran orang tua perlu dipertanyakan. Bagaimana cara orang tua memberi pendidikan moral dan pengetahuan umum kepada anak-anaknya. Dari beberapa kasus memang anak melakukan sesuatu yang bisa dikatakan “tidak boleh dilakukan” , karena mereka terdorong oleh motivasi dalam dirinya untuk memperoleh kepuasan dan rasa senang. Karena di lingkungan keluarga, anak tersebut tidak mendapat perhatian dan pendidikan dari orang tua.
Kebutuhan ekonomi terkadang menjadi alasan para orang tua ini, terutama seorang ibu untuk memilih berkarir. Menurut salah satu ibu rumah tangga di kota Jogja, ia memilih bekerja di pabrik dan meninggalkan kedua anaknya dengan alasan untuk menambah keuangan keluarga. Padahal kedua anaknya masih kecil yang masih membutuhkan perhatian dan kasih sayang sang ibu. Dan anaknya tersebut hanya diasuh oleh mertuanya yang sudah tua.
Betapapun peran orang tua sangat penting dalam proses tumbuh kembang dan kesuksesan orang tua. Seperti motivator satu ini, Nicholas James Vujicic. Meskipun mempunyai keterbatasan idak mempunyai kaki dan tangan karena terkena penyakit Tetra-amelia yang sangat langka, ia mampu menjadi motivator bagi manusia normal. Disamping punya otak yang encer dukungan sang Ayah dan Ibu, dapat membantunya untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi bidang Akuntansi dan Perencanaan Keuangan pada usia 21 tahun. Segera setelah itu, ia mengembangkan lembaga non-profit ‘Life Without Limbs’ (Hidup Tanpa Anggota-Anggota Tubuh), yang didirikannya, pada usia 17 tahun dan menjadi motivator.
Inilah saatnya para orang tua untuk dapat mendampingi anak, jangan limpahkan kesalahan sepenuhnya kepada anak apabila anak gagal dalam hal apapun. Karena mungkin, kesahalan tidak hanya bertumpu pada anak tetapi juga dari lingkungan keluarga.
0 komentar:
Posting Komentar