Rindu dakwah ala para kader usroh sebagai pendukung utama dan menjadi tulang punggung Partai Keadilan(Sejahtera) mula-mula. Ketika para anggota gerakan bawah tanah dakwah kampus merambah Indonesia tahun 1980-90-an. Ketika Abdullah Sungkar menjadi motor gerakan pembaharuan pemikiran untuk kesejahteraan umat. Gerakan itu diilhami oleh Hassan Al Banna dengan Ikhwanul Muslimin sebagai mentor gerakan khilafah dunia. Hassan Al Banna pun dengan gagah perkasa mengekspor paham radikal khilafah ke seluruh dunia. Indonesia mengimpor paham itu melalui gerakan dakwah yang menjadi cikal bakal PK(S) dan tentu HTI (Hizbut Tahrir Indonesia).
Paham ajaran Hassan Al Banna, seorang pekerja galangan kapal tersebut ,laku dijual di berbagai negara muslim seperti Mindanao di Filipina, Turki, Syria, Chechnya, Pakistan, Afghanistan, Mali, Sudan, Niger, Nigeria, Libya, Saudi Arabia, Bahrain, Aljazair, Maroko dan banyak kelompok lainnya. Di Indonesia PKS (Partai Keadilan Sejahtera) adalah potret 100% gambaran Ikhwanul Muslimin. Terdapat kemiripan dan identik PKS dengan Ikhwanul Muslimin.
Satu, PKS lahir dari gerakan dakwah bawah tanah di kampus yang dikenal dengan usroh sejak tahun 1980-1990 an. Gerakan dalwah agama impor dari Mesir ini bergerak dengan dakwah di bawah tanah secara eksklusif. Gerakan model ‘diam dan bergerak’ dengan melakukan ‘baiat’ atau ‘janji kesetiaan’ menjadi cirinya.
Para kader PKS - sisa dari gerakan usroh - bersetia dengan partai dan gerakan sesuai dengan keyakinan agama yang belakangan disebut dan disatukan dalam keyakinan agama PKS. Pada masa itu gerakan usroh mampu memberi warna bagi gerakan dakwah - meskipun ekslusif dan terkesan sangat underground karena keyakinan khilafahnya.
Di Mesir, Ihkwanul Muslimin pun melakukan hal yang sama. Gerakan menyusupi sekolah, madrasah, dan bahkan istitusi Universitas Al Azhar menjadi ciri gerakan Ikhwanul Muslimin. Keyakinan agama Ikhwanul Muslimin di Mesir merambah ke segala penjuru di dalam para anggota dan pendukung IM.
Dua, sistem kaderisasi dan kepemimpinan terpusat PKS - top down alias taklid buta - menjadi ciri kekuatan luar biasa. Para kader akan sami’na wa’atokna - sendiko dawuh menurut - tanpa bertanya apapun kepada pimpinan. Contoh. Kasus korupsi ustadz Luthfi Hasan Ishaaq sampai detik ini para kader PKS menganggap tidak salah - bahkan yang dilakukan oleh LHI dan Ahmad Fathanah termasuk gratifikasi seksnya adalah ibadah dan dakwah dan jihad model agama PKS. Ditangkapnya Luthfi Hasan Ishaaq juga dianggap konspirasi - seperti yang disampaikan oleh Anis Matta.
Sama halnya di Mesir, Mohammad Morsi yang melakukan perintah pembunuhan kepada demonstran - dengan mengatakan yang menentang pemerintahan Morsi adalah musuh agama IM - oleh para kader IM dinggap tak bersalah. Bahkan korupsi yang dilakukan oleh Mohammad Morsi dianggap konspirasi.
Ketiga, dakwah melalui pernikahan. Pernikahan antar anggota menjadi bagian dari gerakan dakwah - mending mendapat pasangan sepaham dengan sistem perjodohan antar anggota jemaat pengajian daripada orang luar yang tak jelas. Begitulah sikap eksklusif mereka. Dengan melakukan pernikahan sebanyak-banyaknya sesuai syariat yakni 4 wanita yang sah, maka akan lahir banyak anak-anak untuk memakmurkan bumi sesuai dengan keyakinan agama PKS. Oleh karena itu, hampir semua pentolan PKS memiliki istri lebih dari dua orang, Anis Matta, Luthfi Hasan Ishaaq, Tifatul Sembiring, Nur Mahmudi Ismail, Ahmad Fathanah semuanya adalah penganut dan penyetuju poligami - alasannya juga bener-bener hebat; daripada berzina lebih baik menikah.
Di dalam kalangan Ikhwanul Muslimin sendiri di Mesir, para pentolan Ikhwanul Muslimin bahkan menikah minimal 3 orang istri. Tujuannya baik PKS maupun Ikhwanul Muslimin adalah untuk meramaikan Bumi dengan banyak anak-anak.
Bahkan di kalangan pejuang gerakan Ikhwanul Muslimin di Afghanistan, Pakistan, Syria dikenal jihad seks - dalam jihad seks ini, para wanita muda melayani para pejuang jihadist yang berperang dengan tujuan hamil dan menghasilkan anak. Ini terjadi pada wanita yang dikirim ke Syria dari para perempuan muda Libya, Aljazair, Maroko dan Mesir.
Keempat, orientasi PKS dan Ikhwanul Muslimin adalah hanya kekuasaan untuk kelompok mereka. Setiap kekuasaan sekecil apapun harus bermanfaat bagi kelompok tersebut. Kasus korupsi Luthfi Hasan Ishaaq dan dugaan pengadaan bibit yang dikuasai PKS di Kementerian Pertanian yang disebut dalam persidangan adalah buktinya. Juga sikap PKS yang selalu merapat ke kekuasaan sama persis dengan Golkar yang pragmatis-oportunistis bahkan menerapkan ajaran ‘wani piro’ dengan dedengkotnya Hidayat Nur Wahid.
Di Mesir, Ikhwanul Muslimin dengan Morsi sebagai presiden yang seumur satu tahun telah mengganti 11 Gubernur dengan kader Ikhwanul Muslimin, juga memecat hakim dan mendudukkan hakim kader Ikhwanul Muslimin. Selain itu IM dan Morsi mengeluarkan Konstitusi Baru Mesir yang hanya mengakui Islam sebagai agama resmi negara - suatu perwujudan cita-cita khilafiah - dan mengeliminir agama lain di Mesir. Akibatnya, untuk penyelamatan Negara, rakyat Mesir menurunkan Morsi dan mengadilinya - dengan ancaman hukuman yang setimpal: hukuman mati.
Melihat gelagat yang tak begitu baik terkait gerakan PKS dan Ikhwanul Muslimin, adalah lebih baik para kader PKS menjauhi politik dan bertobat - sebagaimana diminta oleh Anis Matta - dan kembali ke gerakan dakwah agama saja dan meninggalkan politik. Para kader PKS sebaiknya secara sukarela meninggalkan politik daripada dipermalukan seperti Ikhwanul Muslimin yang dipaksa menjadi gerakan bawah tanah lagi dengan pemimpinnya masuk bui: Luthfi Hasan Ishaaq dari PKS dan Muhammad Morsi di Mesir.
Salam bahagia ala saya.
0 komentar:
Posting Komentar