Pemilu sebentar lagi. Rencananya tanggal 9 April 2014, pas hari Senin. Calon-calon presiden baik yang sudah terang-terangan mencalonkan diri atau yang masih ragu-ragu atau malu-malu maju, secara langsung atau tidak langsung mengemukakan janji-janji untuk membangun negeri. Ada yang berjanji Rp 1 Milyar per desa, berjanji tak akan ber-money politics, berjanji tak akan berkampanye, berjanji menyejahterakan rakyat, dan ada janji-janji ini dan itu. Entah mereka tulus atau tidak, atau sekedar janji palsu supaya mendapat simpati calon pemilih.
Korupsi saat ini menjadi tren yang paling dominan menghiasi tingkah laku para pejabat negara, dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi. Dari orang yang tidak tahu hukum sampai aparat penegak hukum. Tentu ini sangat merepotkan bagi semua orang. Di satu sisi, banyak warga negara yang hidup di bawah garis kemiskinan sehingga sebagian harus hidup dengan meminta-minta menjadi pengemis dan gelandangan, atau buruh mencangkul di kebun orang, atau melacurkan/menjual diri, bahkan ada yang dengan cara membegal motor di jalan atau merampok di rumah kampung tetangga, namun di sisi lain ada orang hidup bergelimang harta, kabarnya pengeluaran mereka bisa Rp 100 juta lebih per bulan. Wow.
Sekedar mengungkap rahasia umum saat ini, hampir di semua sektor kasus korupsi makin menjadi-jadi. Untuk menjadi pegawai negeri atau aparat negara orang harus mengeluarkan dana hampir seratusan, walaupun ada yang tidak demikian. Untuk menjadi pejabat atau kepala sekolah, maka harus mengeluarkan dana puluhan, Untuk mendapat proyek atau tender pun demikian, bagaimana mereka yang menyuap itu akan mendapat uangnya kembali jika tidak korupsi???
Untuk mengatasi kasus korupsi yang sudah sedemikian parah dan hampir menghancurkan sendi-sendi bangsa dan negara, maka momen 2014 merupakan momen menentukan bagi negara ini. Kita sudah tidak bisa berharap pada pemerintahan yang sekarang sebab waktunya tinggal beberapa bulan, dan aksi pemerintah saat ini sepertinya juga tidak jelas dalam menangani kasus korupsi, atau katakanlah mereka tidak mampu mencegah korupsi karena fakta menunjukkan kasus korupsi kian hari kian tak terkendali.
Kembali ke momen 2014, kasus korupsi hanya bisa diatasi jika sang presiden terpilih memiliki komitmen kuat dan keras membasminya. Dia harus membuat 100.000 (seratus ribu) peti berukuran 60 cm x 210 cm x 60 cm untuk para pelaku korupsi. Buatlah aturan, barang siapa terbukti korupsi lebih dari atau sama dengan 100 juta rupiah, maka dia harus tidur selamanya dalam salah satu peti itu, tetapi sisakan dua saja, yaitu satu untuk sang presiden dan satu untuk sang wakil presiden. Khusus untuk mereka harus masuk ke dalamnya jika korupsi Rp 1 juta rupiah selama pemerintahannya. Yakinlah dengan cara ini peti itu tak akan cukup. Akan ada lebih dari 99.998. Dan setelah itu, seluruh harta pelaku korupsi disita untuk negara, gunakan untuk membangun jalan dan jembatan di kabupaten-kabupaten yang sekarang nyaris semua rusak di seluruh pulau. Jangan digunakan untuk yang lainnya. Cukup untuk membangun jalan dan jembatan saja.
Saya yakin dengan cara itu, kasus korupsi akan tertekan ke titik paling bawah dan Indonesia akan menjadi negara dengan jalan dan jembatan terbagus di muka bumi. Kok????
0 komentar:
Posting Komentar