Satpol PP wilayah DKI Jakarta belakang ini punya PR baru. Razia monyet. Salah satunya adalah yang terjadi di Kawasan Cipinang Besar Selatan, Jatinegara, Jakarta Timur. Dalam razia tersebut, Satpol PP yang dipimpin langsung Bpk.Walikota Jaktim berhasil menyiduk 29 monyet beserta pawangnya.
Rencananya monyet yang berhasil ditangkapnya akan diberikan uang kerohiman sebesar Rp. 1 juta lalu dibawa ke Balai Kesehatan Hewan dan Ikan (BKHI) di Ragunan, Jakarta Selatan, Dan pawangnya akan diberikan pelatihan oleh dinas sosial. Artinya monyet dan pawangnya harus berpisah. Ini kejam, karena telah menyebabkan sepasang individu berpisah. Terpaksa mereka harus long distance relationship.
Mungkin nanti akan seperti ini:
Monyet: kamu jangan lupa ya mention aku ditiap tweet mu! hiks hiks
Pawang: Kamu juga, jaga diri ya di penangkaran, jangan lupa tag-in aku foto-fotomu disana. hiks hiks
Dan akhirnya status mereka di facebook pun berubah menjadi Complicated.
Langkah “Jakarta Bebas Monyet 2014″ yang dilakukan Pak.Jokowi memang banyak kontroversi. Diantara problematika Jakarta yang lebih penting untuk diselesaikan, Pak.Jokowi justru melaksanakan program peberantasan topeng monyet. Tapi saya yakin, ditiap gebrakan seorang pemimpin pasti punya maksud yang baik.
Budayawan, Ridwan Saidi, pun berpendapat bahwa langkah yang diambil oleh Pak.Jokowi lebih pada kebijakan emosional semata. Dia berkata “Saya curiga Jokowi ini punya kepercayaan monyet itu bikin sial dirinya, bawa sial. Ada kultur Jawa dia kan kejawen. Saya khawatir itu motivasi dia, mikirin monyet,” Ujar Bang.Ridwan (link)
Langkah yang dilakukan Pak.Jokowi ini memang terbilang banyak mengundang tanya dan pendapat. Ada yang mendukung ada juga yang tidak. Tapi sekali lagi, ditiap keputusan pemimpin sudah pasti ada pro dan kontra. Ya, namanya juga hidup.
Semoga saja apa yang dilakukan Pak.Jokowi dengan “Jakarta Bebas Monyet 2014″ nya bisa memberikan dampak baik untuk masyarakat, terutama untuk kehidupan monyet dan pawangnya kelak.
0 komentar:
Posting Komentar