Siapa yang bertanggung jawab atas masa depan buruh? Diri sendiri, hanya pengemis yang meminta-minta pada orang lain.
Siapa yang bertanggung jawab atas keinginan buruh memiliki rumah? Pemerintah wajib menyediakan rumah murah, akan tetapi uang untuk memperoleh rumah murah tersebut harus diusahakan sendiri oleh buruh dengan bekerja keras dan bekerja dengan cerdas.
Siapa yang bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak buruh? Pemerintah wajib menyediakan sekolah murah dari tingkat terendah sampai ke perguruan tinggi. Akan tetapi uang untuk menyekolahkan anak itu wajib diusahakan sendiri oleh sang buruh.
Siapa yang bertanggung jawab atas nasib pekerja outsourcing atau pekerja kontrak? Diri mereka sendiri.
Siapa yang bertanggung jawab sehingga pemerintah Indonesia sekarang melalaikan tanggung jawab atas kewajiban menyediakan rumah dan pendidikan murah bagi rakyatnya, yang termasuk buruh? Para reformis keblinger yang bangga karena menang melawan orang tua yang sudah renta dan jantungnya sudah beberapa kali dioperasi dan berkali-kali mengalami pendarahan usus. Para reformis yang menerima uang dari USAid untuk menjual negara ini kepada pemerintahan Amerika Serikat atas nama demokrasi.
Mau hidup yang lebih baik? Andalkan kekuatan diri sendiri, bukan menjadi pengemis yang meminta-minta apa yang bukan haknya dan bahkan menggunakan cara-cara anarkis yang tidak simpatik untuk memaksa dewan pengupahan melegalkan perampokan dengan menaikan UMP setinggi mungkin padahal uangnya tidak dipakai untuk menabung, melainkan difoya-foyakan untuk barang tidak jelas.
Ingat kata-kata ora et labora, berdoa sambil bekerja, bila buruh sudah berdoa untuk menjadi lebih sejahtera, maka doa itu akan menjadi sia-sia bila tidak diiringi dengan bekerja untuk meraihnya, dan tentu saja berdemo dan merongrong bangsa tidak masuk kategori bekerja.
0 komentar:
Posting Komentar