Kalangan kaum buruh tidak dapat menutupi
kekecewaan mereka
terhadap Jokowi. Akibat
anak buah Mega itu, tak
dapat memenuhi aspirasi
kakum buruh. Jokowi yang sudah melangit itu, ternyata
hanyalah bisa
“OMDO” (Omong Doang). Kekecewaan kaukm buruh
itu diungkapkan mereka,
habis berunding dengan
Jokowi di Balaikota, Jum’at,
1/11/2013. Kekecewaan diungkapkan
salah satu perwakilan buruh
yang ikut dalam
perundingan di kantor
Balaikota DKI Jakarta
bersama Jokowi. Menurutnya, sebagai
gubernur, Jokowi dinilai tak
mampu mendengar aspirasi
kaum buruh. “Sebagai perwakilan, saya
tadi ikut ke dalam. Jokowi
tak mau mendengar aspirasi
kita, bahkan di dalam
Jokowi itu arogan kawan-
kawan. Kebanyakan menjawab saya sudah tahu,
sudah tahu. Jokowi itu sok
tahu,” kata perwakilan
buruh tersebut saat berorasi. Dijelaskannya, saat
perundingan berlangsung,
Jokowi tak mengabulkan
tuntutan buruh yang
meminta kenaikan UMP DKI
sebesar Rp3,7 juta per bulan. Sebaliknya, Jokowi
tetap bertahan pada angka
Rp 2,4 juta yang telah
disahkan pagi tadi. “Upah buruh di Jakarta kalah
dengan upah buruh di Kota
Bekasi, di Bekasi upah buruh
mencapai Rp 2,9 juta,
sementara di Jakarta,
Jokowi tetap menyetujui 2,4 juta. Masa upah DKI kalah
sama Kota Bekasi, Jakarta
kan ibukota,” tegasnya. Sementara itu, kalangan
buruh mengatakan, “Serikat
pekerja telah mendengar
Jokowi telah
menandatangani surat
keputusan gubernur yang menyatakan besaran UMP
DKI 2014 Rp 2,4 per bulan.
Jumlah tersebut sangat tidak
masuk akal dengan
kebutuhan hidup di Jakarta,”
kata Ketua Forum Buruh DKI Jakarta Muhammad Toha
saat unjukrasa di Balaikota
DKI, Jumat (1/11/2013). Karena itu, buruh dan
pekerja di DKI Jakarta akan
terus melakukan penolakan
terhadap keputusan
tersebut. “Kita tolak. Tidak
ada kata lain, sampai titik darah penghabisan kita
(buruh) akan terus
melawan,
0 komentar:
Posting Komentar