Jokowi mungkin adalah pejabat yang sangat fenomenal, dia seperti seorang pejabat idaman rakyat yang begitu dekat dengan rakyatnya. Diluar kemungkinan pencitraan yang dilakukan Jokowi namun semua sepak terjangnya selalu menajdi fenomenal. Banyak hal yang dilakukan terkadang tidak habis dipikir karena budaya pejabat di Indonesia hanya dekat dengan rakyat dimulut saja bukan secara fisik, Jokowi mengubur tradisi itu dengan membuat gebrakan yang begitu mendekatnya denga rakyat nya. Di solo Jokowi sudah membuktikannya, dan di Jakarta dia kembali melakukannyanya, membuat musuh-musuhnya ketar ketir takut dia mencalonkan diri sebagai Presiden 2014. Banyak ha fenomenal dilakukan Jokowi sehinga mengemparkan seantero nusantara,Dia selalu melakukan hal yang terkadang berlawan arus, beberapa waktu kemarin Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengaku keberatan saat akan dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa oleh Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Solo. Mantan Wali Kota Solo tersebut mengaku dirinya belum layak menerima gelar tersebut.
“Buat saya berat itu. Saya ini orang bodoh kayak gini. Berat lho, jangan sampai kita mendapatkan sesuatu yang sebenarnya kita belum layak. Saya pikir-pikir dulu, ini berat,” ujar Jokowi kepada wartawan, usai berorasi di UMS Solo, Sabtu (26/10).
Sebelumnya Senat Akademik UMS mempertimbangkan untuk memberikan gelar Doktor Kehormatan kepada Jokowi. Menurut Rektor UMS, Prof Dr Bambang Setiaji, Jokowi layak menerima gelar DR HC karena prestasinya sewaktu menjadi Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta. Dia mungkin pejabat pertama di Negeri ini yang menolak gelar Doktor Honoris Causa, Presiden kita saja hobby menerima gelar itu baik dari perguruan negeri dalam negeri dan luar negeri. Memang Jokowi mungkin tau diri, bahwa tentu akan berat memegang gelar tersebut, ini contoh pejabat publik yang harus ditiru oleh pejabat lainnya, mengutamakan bekerja di banding hanya mencari gelar penghargaan.
Ini juga harus di perhatikan PDIP jagan menjadikan Jokowi sebagai alat kampanye. Dia bukan asset PDIP melainkan asset Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar