blazer korea murah

Tarzan Kota Masuk Palembang



Artikel ini dimaksudkan untuk menyambut bergabungnya Jusuf Kalla ke Partai Keadilan Bangsa (PKB). Sesuatu yang dapat menurunkan suhu politik yang sempat gonjang-ganjing akhir-akhir ini. Harapan baru telah tiba, bangkitlah PKB, bangkit bersama Indonesia Raya menuju kebesarannya. Selamat Datang di pusat lapangan pengabdian, Bpk. Drs H. Muhammad Jusuf Kalla!


Tarzan Kota Masuk Palembang


Sebagai urban lokal, lelaki paruh baya itu memasuki pergaulan Kota Palembang dengan modal nekad. Ia berasal dari satu desa di pedalaman Banyuasin. Di Palembang, pada umumnya ia bekerja sebagai buruh bangunan. Tapi adakalanya ia menerima juga permintaan memanjat kelapa, sebagai upaya mencari tambahan beras. Tak ada salahnya juga, bukan?


Jika ia memanjat kelapa, ia akan melepas pakaian luarnya sehingga tinggal kolor kumal. Baik gerakannya maupun pakaiannya, benar-benar menggambarkan penampilan seorang tarzan.


Tapi pagi itu ia mendapat sedikit masalah. Ketika sedang asyik memetik kelapa, tiba-tiba ’sesuatu’ menggigit ubun-ubunnya. Mungkin laba-laba berbisa, mungkin kelabang, atau mungkin juga tawon, siapa pula yang tahu. Itu membuatnya meluncur turun dengan panik.


Untunglah, pemilik pohon kelapa berbaik hati segera membawanya ke Rumah Sakit, untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan. Mumpung masih bisa jalan sendiri, tidak mesti digendong.


Di ruang gawat darurat yang ber-AC itu, seorang perawat cantik menyambut, tersipu-sipu karena malu demi melihat pakaian minim pasien dadakan itu. Inilah dialognya:


“Bapak, keluhannya apa?”


“Saya digigit binatang. Di sini, di kepala saya!”


“Hah!? Mari saya lihat!” Si perawat cantik mencoba menyibakkan rambut kumal itu dengan ujung ballpoint-nya, dan menemukan bekas seperti tertusuk jarum.


“O, bapak digigit tawon. Bekasnya hanya satu. Ini pasti tawon besar!”


“Tawon tidak menggigit, Neng, ia menyentup!“


“Oh…., he he he…. benar juga ….” Perawat itu geli sendiri dengan ucapannya. Ternyata lelaki bertampang tarzan ini kritis juga. Sambil menyiapkan kertas tulis, ia bertanya lagi:


“Namanya, siapa, Pak?”


“Tarzan!”


“Hah……!? Tarzan…!?” Perawat itu tak dapat menahan tawa, makin cantik saja wajahnya, “Jangan bergurau, Pak. Sakit, kok, guyon. Coba saya lihat KTP-nya!”


Lalu laki-laki yang mengaku bernama Tarzan itu mengeluarkan KTP dari balik kolornya. Entah bagaimana ia menyimpannya di bagian depan, di tempat yang menimbulkan prasangka buruk. Dengan lihai tangannya menyusup lalu mengeluarkannya. Bagaimana lagi, si perawat itu terpaksa menerimanya dengan jari berjinjit, lalu mulai membaca identitasnya:


“Bapak ini…,” katanya dengan tawa tertahan, “namanya memang betul-betul Tarzan. He he he….” Lalu ia mengembalikan e-KTP itu untuk disimpan kembali di tempat semula. Tarzan tidak tahu apa perasaan Mendagri Gamawan Fauzi seandainya melihat apa yang dilakukannya itu.


Memang tak boleh memiliki nama : Tarzan?


Ada ada saja, ha ha ha……


Selamat Menyambut Fajar, 2014.


****



sumber : http://sosbud.kompasiana.com/2013/10/31/tarzan-kota-masuk-palembang-606473.html

Tarzan Kota Masuk Palembang | Unknown | 5

0 komentar:

Posting Komentar