blazer korea murah

Merindukan Padang dan Pariaman Menjadi Kota Bandar Terbesar



Merindukan Padang dan Pariaman Menjadi Kota Bandar Terbesar


Oleh : Empi Muslion



Dalam bulan Oktober 2013 ini, ada dua Kota di Sumatera Barat yang sudah merampungkan hajatan pemilihan nakhoda daerahnya. Untuk Kota Pariaman terpilih kembali incumbent Mukhlis Rahman dengan pasangan barunya yang masih fresh dan energik Genius Umar. Sedangkan untuk Kota Padang baru menyelesaikan tahap penghitungan suara ditingkat PPS.


Dalam kesempatan ini saya tidak akan mengulik, proses demokratisasi Pilkada di dua Kota di Sumatera Barat tersebut. Tetapi yang ingin saya bayangkan adalah, apakah kedua pemimpin di Kota besar yang cukup terkenal nama kotanya di Seantero Indonesia bahkan di dunia ini, bisa menjadikan Kotanya menjadi Kota Bandar terbesar di Indonesia minimal di Sumatera.


Memang, Selain Rumah makan Padang, ada satu hal spesifik lagi dari Ranah Minang yang sangat familiar dan dikenal orang yakni Sate Pariaman. Dimana-mana di pelosok negeri ini bahkan manca Negara banyak perantau Minang dari Padang dan Pariaman. Mereka tidak hanya sukses di bidang usahawan, tetapi juga di bidang lainnya, apakah itu birokrat, pengacara, artis maupun lainnya. Untuk tokoh sekaliber menteri dan gubernur banyak putera terbaik kedua Kota ini yang sudah mewarnai perjalanan negeri ini. Ini menandakan bahwa masyarakat Padang dan Pariaman sejak duhulu memang telah terkenal dengan semangat kemandirian, pembaharuan dan pembawa perubahan bagi kampung dan rantau dimana mereka berada.


Begitupun nama Kota Padang, hampir disepanjang jalan yang ada di bumi Indonesia ini selalu ada Rumah Makan yang berlabelkan “Padang” nya, yang menurut orang Minangkabau belum tentu semua Rumah Makan Padang itu milik dan racikan orang Padang. Kalau di Sumatera Barat, orang Padang hanya salah satu bagian dari orang-orang Minang lainnya, sebut saja orang Bukit Tinggi, orang Solok, orang Painan dan lainnya. Tetapi karena sudah diperantauan, maka orang Minang mengamini dan menerima saja dikatakan orang Padang, mungkin inilah salah satu sifat kekerabatan, terbuka dan egaliterannya orang Minang.


Tetapi paling tidak nama Kota Padang memang sudah terkenal, apalagi dengan balutan ceritera Malin Kundang dan Siti Nurbaya yang sudah menjadi mata pelajaran wajib di bangku sekolah dasar, serta nyanyian lagu Teluk Bayur yang melegenda sampai hari ini.


Pasca terpilihnya nakhoda baru di Kota Pariaman, walaupun Walikotanya wajah baru stok lama. Begitupun di Kota Padang yang telah selesai tahapan pemilihann nakhodanya, untuk memilih dan memilah pemimpin yang terbaik menurut nurani masyarakatnya dari sepuluh pasangan calon. Saya selalu membayangkan dan bermimpi untuk dapat melihat, merasakan dan menuliskan kota-kota di Sumater Barat maupun di Indonesia ini bermetamarfosis menjadi kota yang berperadaban, kota yang manusiawi yang memanusiakan manusia penghuninya, mengedepankan pembangunan yang menyelarasakan dengan kesimbangan alam, ekosistem, serta keberlanjutannya, masyarakat yang hidup didalamnya tidak seperti benda benda hidup yang saban hari sarat dengan kegelisahan, ketakutan, kesemrawutan, kekumuhan, ketimpangan sosial, dan sebagainya.


Saya selaku bagian dari orang Minangkabau yang ada diperantauan, menggantungkan asa yang tinggi kepada kedua pemimpin Kota di Sumatera Barat ini, semoga pemimpin daerahnya yang terpilih mampu mengaktualisasikan mimpi saya dan juga mimpi masyarakat lainnya untuk sebuah kota yang religius, humanis, sejahtera, aman dan nyaman.


Apakah kota Padang dan Kota Pariaman bisa seperti Kota Penangnya Malaysia, Marseille nya Perancis, Cape Town nya Afrika Selatan dan Barcelonanya Spanyol ? jawabannya “pas de impossible” tidak ada yang tidak mungkin, dan tidak ada yang tidak bisa, semua tergantung masyarakat dan pemimpinnya.


Secara geografis, demografis dan cultur masyarakat Kota Padang dan Kota Pariaman sangat mendukung untuk menjadi kota Bandar tujuan wisata seperti kota besar yang disebutkan diatas. Letak Kota Padang dan Kota Pariaman sangat strategis untuk Sumatera Barat ditambah lagi adanya infrastruktur Bandara Internasional Minangkabau, yang mana transportasi udara era ini dan mendatang merupakan urat nadi utama dalam meningkatkan perekonomian masyarakat baik dari sector pariwisata, perdagangan, industri dan sector lainnya.


Posisi Kota Padang dan Kota Pariaman yang berdekatan, merupakan jalur utama penghubung antara Kota yang ada disegala penjuru mata angin di Sumatera, seperti Bukit tinggi, Agam, Padang Panjang, Tanah Datar, Solok, Painan dan Mentawai, yang merupakan jalur utama dalam destinasi wisata di Sumatera Barat. Begitupun untuk antar Propinsi seperti Riau, Sumut, Bengkulu dan, Jambi. Belum lagi akses langsung secara regional ke Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam dan Thailand. Secara langsung akan menggerakkan sector perekonomian, jasa maupun periwisata


Disamping itu sinergisitas kekuatan perantau dan masyarakat merupakan kekuatan dashyat untuk mendorong usaha kreatif yang berkembang di Padang dan Pariaman dengan meningkatkannya menjadi nilai tambah dan membuka jaringan ekspansi produk keseantero nusantara maupun dunia, karena sumber daya diaspora masyarakat Padang dan Pariaman ada dimana mana.


Untuk membangkit dan mengeksplorasi kekuatan dan keanegaraman sumber daya yang ada di Padang dan Pariaman maupun diperantauan tidak lain harus digerakkan oleh kolaborasi pemimpin yang berpikiran jauh kedepan, memikirkan kota dan masyarakatnya bebas dari intimidasi politik dan kepentingan, mampu memotivasi masyarakat dan mesin birokrasi serta mampu membangun aliansi dengan segala lini.


Mimpi melihat Kota Padang dan Kota Pariaman menjadi Kota Bandar terbesar, termakmur, terbersih dan terindah di Indonesia, semua terpulang kepada masyarakat dan pemimpinnya sendiri. Kepada Nakhoda baru inilah asa dan mimpi itu kita tumpangkan..



sumber : http://sosbud.kompasiana.com/2013/10/31/merindukan-padang-dan-pariaman-menjadi-kota-bandar-terbesar-603974.html

Merindukan Padang dan Pariaman Menjadi Kota Bandar Terbesar | Unknown | 5

0 komentar:

Posting Komentar