Tulisan ini bukan bermaksud nambah-nambahin atau menanggapi tulisan Orang china makanan-sisa dibungkusin pantaskah?, akan tetapi sekedar menceritakan hakekatnya ada banyak kemunduran budaya di Indonesia akibat pengaruh zaman modern. Salah satunya adab dalam urusan menghargai makanan.
Sebagaimana kita tahu, bangsa Indonesia pada awalnya adalah negara jajagan kolonialisme bangsa Eropa dan Asia (Jepang) oleh karena tekanan dari penjajah tersebut keberadaan bangsa Indonesia didera kemelaratan, kesulitan, kepedihan, bahkan jika mendengar sejarah dan cerita para sesepuh yang saat ini masih hidup mereka mengatakan bahwa jaman dulu rata-rata orang Indonesia bekerja sebagai buruh (budak) nya penjajah, laki-laki bekerja dalam proyek penjajah tanpa digaji dan wanitanya hanya sebagai pemuas nafsu bejat para penjajah. Sehingga ada banyak wanita Indonesia yang hamil tanpa diketahui ayahnya lantaran korban perkosaan atau menikah karena dipaksa oleh para penjajah.
Selain bangsa Indonesia hanya sebagai budak, dan wanitanya sebagai pelayan sex, para pekerja Indonesia rata-rata mendapatkan makanan yang tidak layak seperti nasi bercampur dedak, kadang ubi mentah jadi makanan harian, bahkan jika tidur hanya beralaskan daun dan pakaiannya dari karung goni, jika dipakai akan terasa gatal-gatal, Sehingga banyak pekerja yang mati sia-sia dan tidak tahu di mana rimbanya.
Namun adapula diantara pekerja yang merasakan penderitaan karena penjajahan, ternyata ada para budak penjajah yang hidupnya enak karena mereka menjadi penghianat yang menjual negaranya kepada bangsa lain. Mereka inilah yang sampai saat ini masih saja menikmati kemelaran dan kepedihan saudaranya.
Namun, saat ini ketika kita sudah merdeka, di antara kita justru melupakan sejarah, mereka berpesta pora dengan berfoya-foya, kadang mereka suka membuang-buang makanan, padahal diantara mereka yang membuang makanan masih ada saudaranya yang mengemis dijalanan, makan dari sisa, dan menjadi pemulung di sepanjang tempat pembuangan sampah.
Tidak jauh-jauh mencari contoh, ketika masyarakat Indonesia melakukan acara pernikahan dan pesta, biasanya mereka menganggap makanannya seperti tak berharga, begitu banyak makanan yang mereka buang dengan alasan yang tidak masuk akal, dan lebih naif lagi ketika tetangganya kesulitan membeli beras ternyata si kaya justru membuang-buang makanan.
Sebuah pemandangan yang menyentakkan hati, betapa bangsa kita sudah lupa diri dan lupa daratan, mereka lupa bahwa saat ini bangsa Indonesia tengah diujung tanduk, negara tengah dililit hutang yang tidak sedikit, dan kita tidak tahu bagaimana nasib anak cucu kita sepeninggal kita, karena saat ini saja banyak tanah yang tercemar, laut tercemar, sungai-sungai tercemar dan sepertinya udara pun sepertinya akan semakin kehilangan oksigen (O2) lantaran hutan-hutan banyak yang dirambah, padahal kita tahu keberadaan hutan merupakan penyumbang oksigen bagi manusia.
Secara logika ketika penghasil oksigen musnah, tentu saja umat manusia dan semua makhluk pasti akan musnah. Tapi banyak di antara kita yang tidak sadar dan semakin bertingkah melewati batas kemanusiaan.
Kembali pada persoalan bahwa orang china masih mau mengambil sisa makanan, semestinya bangsa Indonesia meniru apa yang mereka lakukan, bahkan kalau perlu makanlah secukupnya jadi tidak ada makanan yang tersisa karena sudah ditakar sesuai kebutuhan. Bukan malah berfoya-foya dengan menyia-nyiakan makanan. Karena ketika masa kolonial banya masyarakat Indonesia yang mati sia-sia karena kelaparan dan sulitnya mencari bahan makanan. Andaikan ada makanan, semuanya dihabiskan para penjajah sedangkan masyarakat pribumi hanya menerima bekatulnya.
Selain itu kita tahu, bahwa sebutir padi yang kita buang hakekatnya kita telah membunuh nyawa manusia karena dari sebutir padi itulah hakekatnya ada ratusan padi dihasilkan dan dari ratusan padi tersebut akan menghasilkan tujuh ratus padi dan seterusnya menjadi sebuah siklus kehidupan yang sangat sistematis.
Sehingga dengan kita membuang-buang makanan hakekatnya kita membiarkan Tuhan murka karena telah menyia-nyiakan cinta kasihnya kepada hambanya dan tidak mensyukuri apa yang telah Tuhan berikan. Sehingga dengan kemurkaan itu, otomatis akan ada banyak kelaparan yang menimpa bangsa manusia di seluruh dunia.
Metro, Lampung, 31/10/2013
0 komentar:
Posting Komentar