Umumnya media massa Indonesia mengkonstruksikan partai politik ibarat grup music dan menjadikan para tokohnya sebagai selebritis. Pada masa itu, koran-koran nasional menggambarkan partai politik sebagai alat pengumpul massa. Sementara fungsi parpol sebagai perantara (broker) dalam suatu bursa ide-ide (clearing house of ideas) dalam kehidupan berdemokrasi tidak terlihat dalam pengkonstruksian tersebut. Menariknya, hal itu terjadi dalam kondisi dimana setiap media memiliki motivasi yang berbeda-beda, entah itu ideologis, idealis, politis, ataupun ekonomis, dalam membuat berita politik.
Dapat di simpulkan bahwa,kalau saja media massa mau bekerja sebagai wadah informasi politik. akan dapat ditempuh untuk mengekspose lebih banyak mengenai program-program masing-masing partai dan mengurangi ekspose popularitas para figure partai dan kemeriahan peristiwa kampanye partai. Bila cara ini ditempuh niscaya program-program partai yang baik-baik yang selama ini tak pernah sampai ke benak khalayak menjadi diketahui oleh publik.
0 komentar:
Posting Komentar