Mempelajari tentang Indonesia sangatlah menarik, karena sejarah bangsa Indonesia yang panjang dan penduduknya yang terdiri dari bermacam–macam suku bangsa, budaya, adat istiadat, agama yang beraneka ragam, memberikan daya tarik tersendiri yang banyak peneliti mengatakan bahwa Indonesia sebagai bagian dari peradaban dunia terbesar yang selama ini belum banyak yang mengetahuinya. John Richardson Logan sebagai orang yang pertama kalinya memberikan nama Indonesia melalui bukunya yang berjudul The Indian Archipelago and Eastern Asia yang pertama kalinya dipakai pada tahun 1850, mengakui bahwa Indonesia sebagai Negara terkaya yang mempunyai kekayaan budaya yang beragam maupun alam yang melimpah. Disamping itu peneliti lain yang meneliti tentang Indonesia dan sekaligus mempopulerkan Indonesia adalah seorang ahli antropologi yang mengkhususkan pada etnologi yaitu Prof. Adolf Bastian, guru besar pada Universitas Berlin yang mempopulerkan nama Indonesia dalam bukunya yang berjudul Indonesian Orer Die Insein Des Malayaschen Archipelago (1884-1889), bahwa Indonesia meliputi daerah yang sangat luas, termasuk Madagaskar di Barat dan Taiwan di Timur dengan Nusantara sebagai Pusatnya dan mempunyai beragam etnis dan budaya.
Melihat hal di atas Koentjaraningrat (1998) mengatakan bahwa manusia Indonesia sudah ada kira-kira satu juta tahun yang lalu, hal itu dapat dibuktikan dari sejumlah fosil didekat Desa Ngadon yang terletak dilembah sungai Bengawan Solo. Oleh para ahli antropologi menyebutnya sebagai Homo Soloensis yang memiliki banyak persamaan ciri-cirinya dengan Pitecanthopus Erectus. Penjelasan Koentjaraningrat ini berarti bahwa adanya manusia Indonesia mengindikasikan bahwa peradaban Indonesia sudah dimulai berkisar antara satu juta tahun yang lalu.
Dalam hitungan jutaan tahun manusia Indonesia telah berevolusi sehingga menunjukkan perubahan fisik sehingga menampakkan ciri yang berbeda, mereka hidup dalam kelompok-kelompok berburu yang terus menyebar sejalan dengan dorongan kepentingan hidup termasuk kepentingan keamanan. Kelompok-kelompok inilah diduga sebagai cikal-bakal beragamnya penduduk Indonesia. Keragaman tersebut dapat dilihat dari sosiokultur dan geografis yang begitu beragam dan luas, karena Indonesia adalah Negara kepulauan terbesar di dunia.
Sejalan dengan dengan hal itu, Indonesia secara budaya banyak memiliki beragam suku dan kebudayaan yang tersebar diseluruh Nusantara. Suku dari Indonesia sendiri berkisar antara 300 dan hampir 200 bahasa yang berbeda dipergunakan sebagai alat komunikasi. Walaupun dengan kemajmukan budaya, suku dan bahasa Indonesia tetap terkontrol dalam satu wadah dan bingkai yaitu Nusantara yang sekaligus sebagai simbol bahwa Indonesia dari dahulu sampai sekarang tetap salaing menghargai semua perbedaan yang ada.
Kemajmukan bangsa Indonesia sudah tergambar dalam semboyan kebangsaan “Bhineka Tunggal Ika” yang berarti “Berbeda-beda tetapi satu” yang substansinya mengisyaratkan bahwa perbedaan tidak mesti menjadi masalah yang besar karena perbedaan yang dimiliki bangsa kita adalah perbedaan yang indah dan tidak ada bangsa lain yang memilikinya. Dalam konteks berbangsa dan bernegara semestinya semboyan “Bhineka Tunggal Ika” tidak mesti dijadikan sebagai icon semata, akan tetapi harus teraplikasikan ke dalam jiwa setiap insan masyarakat Indonesia sehingga kemajmukan akan tergambar dari setiap tindakan dan prilaku kita sehari-hari.
Berbicara mengenai masyarakat majmuk yang telah lama bangsa Indonesia pelihara dengan baik, maka patut kiranya sebagai masyarakat semestinya menghargai perbedaan dalam setiap hal dan menjauhi segala perselisihan yang diakibatkan oleh perbedaan itu sendiri sehingga dengan begitu masyarakat, bangsa, dan Negara akan terhindar dari konflik-konflik yang akan merusak tatanan berbangsa dan bernegara. Semoga dengan kita sama-sama memelihara kemajmukan ini dan saling menghargai, Indonesia akan tampil sebagai bangsa yang besar tidak hanya dalam persoalan kemajuan tetapi juga dalam hal kemajmukan sehingga akan terpelihara identitas sejarah dan masa lalu bangsa kita yang telah tergambar secara jelas dalam semboyan bangsa “Bhineka Tunggal Ika”. Maka dari itu kesimpulan yang bisa dipetik adalah semestinyalah masyarakat Indonesia memaknai semboyan “Bhineka Tunggal Ika” secara utuh dan substansi dalam kehidupan sosial kemasyarakatan dengan tujuan untuk Indonesia yang lebih baik dan maju.
0 komentar:
Posting Komentar