Di setiap awal datangnya musim hujan, yakni biasanya hujan turun begitu derasnya awal September hingga Desember, sehingga masyarakat di kampung saya menamai September dengan sebutan deres-derese sumber (derasnya mata air) sampai bulan desember, gede-gedene sumber (besar-besarnya mata air). Sehingga dapat dipastikan pada saat-saat tersebut orang-orang desa khususnya para petani berbondong-bondong melakukan gugor gunong bahasa lain dari sebuta gotong-royong.
Namun ada yang berbeda dari daerah kami, jika di Jakarta masyarakatnya disibukkan persiapan menghadapi bencana banjir yang rutin hadir setiap tahun, masyarakat di wilayah Kota Metro tidak mengkhawatirkan adanya banjir, tapi justru berfokus diri pada persiapan masa tanam, menjaga kebersihan saluran irigasi yang biasanya jika memasuki masa tanam, saluran irigasi ini penuh dengan rumput atau gulma yang mengganggu kelancaran laju air.
Sebuah tradisi unik nan apik yang selalu dijaga masyarakat kampung Sumbersari, Metro, dengan melakukan kersaja sama membersihkan saluran irigasi desa. Meski kegiatan tidak dipaksa oleh pemerintah setempat tapi karena kesadaran akan kebutuhan aliran air yang mudah serta usaha membersihkan setier (kalau di sini menyebut saluran irigasi kecil dengan sebutan setier). Dengan tujuan agar air dapat mengalir ke sawah-sawah petani dengan lancar tanpa terhambat oleh sampah-sampah atau rerumputan yang menutupi saluran irigasi tersebut.
Kegiatan tersebut diikuti oleh beberapa kepala keluarga, biasanya mereka sudah masuk dalam kelompok tani yang sudah barang tentu memiliki ketua yang menjadi motivator kegiatan desa terutama kegiatan yang berkaitan dengan pertanian. Seperti persiapan masa tanam, bibit, pupu, obat-obatan dan waktu pembagian jatah air. Sehingga ketika masa tanam tiba tidak ada satupun anggota kelompok tani yang mengeluh lantaran tidak mendapatkan jatah pupuk maupun obat-obatan.
Apalagi yang berkaitan dengan pembagian air, semua wilayah mendapatkan bagian masing-masing sesuai dengan jatah yang telah ditetapkan.
Memang sih, sebagai bagian dari wilayah Kota Metro, desa Sumbersari memang masih kental dengan suasana guyob (rukun) antara tetangga, sehingga apapun permasalahan di desa biasanya selalu dihadapi dengan bersama-sama, apalagi berkaitan dengan urusan pertanian. Sudah tentu menjadi perkara wajib dan sudah terjadwal setiap tahun. Bahkan tidak hanya berkaitan dengan pertanian, acara kegiatan apapun yang berkaitan dengan desa, kami selalu berupaya menjaga kerukunan, meskipun ada satu dua orang berbeda suku, kebersamaan senantiasa kami jaga demi kebersamaan dan kemajuan bersama.
Walau demikian, ada juga kegiatan yang memang sudah mendapatkan instruksi dari pemerintah khususnya bagian pengairan tenang waktu mengalirnya air irigasi sehingga otomatis semua warga berbondong-bondong mempersiapkan seabrek keperluan pertanian termasuk di dalamnya memberihkan saluran irigasi.
Selain gugor gunong dalam mempersiapkan masa tanam, pasca gadu, dengan membersihkan saluran irigasi, masyarakat di sini biasanya selalu melakukan pertemuan rutin sebulan sekali tingkat RT, dengan tujuan apapun informasi dan permasalahan di tingkat RT dapat diselesaikan dengan cara yang baik. Sehingga jika terdapat permasalah desa berkaitan keamanan, misalnya kasus pencurian ternak, biasanya secara spontan semua masyarakat saling membantu menjaga kampungnya agar kampung tetap aman dari gangguan.
0 komentar:
Posting Komentar