blazer korea murah

Perselingkuhan Media Dengan Politik




Media merupakan sarana manusia dalam menyampaikan dan menerima informasi, dalam hal ini media massa memiliki peran sentral dalam membentuk opini public akan sebuah pemberitaan yang di publikasikan. Pada saat ini begitu banyak media yang tersajikan khususnya di Indonesia, media sudah menjadi urgensi dalam kehidupan masyarakat baik itu dari media cetak, elektronik dan media onlinenya sebab media adalah sumber informasi dari setiap fenomina penting yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Selain media politik juga merupakan informasi yang penting dalam kehidupam masyarakat, politik menjadi penentu akan kesejahteraan dan kedamaian bagi kehidupan bangsa karena peran politik hari ini adalah ngomung bagaimana menjadi penguasa (pemimpin) dan hal itu ada relasinya dengan masa depan negara Indonesia ini. Dalam hal ini keduanya memang saling membutuhkan antara media dengan partai politik sehingga politik dapat menkomunikasikan pesan politiknya melalui mesia sedangkan media juga dapat menyiarkan suatu tayangan yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat. Dimana dalam suatu ilmu komunikasi, komunikasi ini disebut dengan komunikasi politik yaitu suatu pesan yang disampaikan dari komunikator dimana komunikatornya dari orang orang partai dengan pesan yang disampaiakan mengandung unsu-unsur politik sehingga keduanya antara politik dengan media saling menguntungakan dan bisa berjalan sesuai dengan perannya sendiri sendiri.


Namun pada kenyataannya media pada hari ini tidak berjalan secara idealis, media tidak lagi ada di tengah tengah masyarakat dan politik melainkan lebih berpihak pada politik. Seharusnya media itu lebih objektif dalam mempublikasikan informasi yang ingin disampaikan, pada kenyataannya Televisi swasta di indonesia sering menayangkan tokoh partai politik yang disebut dengan politik pencitraan seperti contoh kasus bagaimana media masa menyudutkan partai demokarat, padahal bukan hanya dari partai politik ini saja yang terlibat masalah korupsi, masih banyak elit politik diluar demokrat yang lebih dulu tersandung masalah korupsi, sehingga saat itu juga opini public terbentuk bahwa partai demokrat adalah partai yang paling banyak kadernya terlibat kasus korupsi, apalagi dihubungkan dengan pilres yang semakin dekat secara tidak langsung menurunkan reputasi dan citra SBY. Hal ini juga sama dengan abu rizal bakrie, surya paloh dan herry tanoesordibyo yang memiliki stasiun Televisi swasta dan secara otomatis citra partai politiknya tidak akan terpuruk, karena stasiun Televisi ini akan membela dan tidak menmjatuhkan kelompok demokrat secara frontal disitu pasti ditemukan suatu pembelaan walaupun secara tidak langsung namun secara pandangan SBY tidak bisa mengusai media secara baik, sehingga saluran dan sarana yang paling ampuh ini tidak bisa berbuat banyak terhadap partai democrat.


Westersthal (mc quail, 2000) yang dinamakan objektivitas setidak mengandung faktualitas dan imparsialitas , faktualitas adalah kebenaran yang didalamnya membuat akurasi dan mengkaitkan sesuatu yang relevan untuk diberitakan. Sedangkan imparsialitas mensyarakan adanya keseimbangan dan kenetralan dalam mengungkap sesuatu. Dengan seperti itu maka media akan bejalan dengan ideal bukan hanya mementingkan aksistensi semata, jadi media tidak terikat dengan perjanjian politik atau dengan kontrak politik sehingga media itu benar benar berjalan seperti apa yang harus menjadi fungsinya dari media itu sendiri, jadi media tidak lagi berselingkuh dengan poloitik partai atau tidak dikendalikan partai demi sebuah keuntungan pribadi namun tanggung jawab sosialnya juga ada terhadap apa yang dipublikasikan oleh media sehingga antara opini masyarakat dengan partai politik itu ada keseimbangan karena media sudah benar-benar ada ditengah artinya tidak berat sebelah.



sumber : http://edukasi.kompasiana.com/2013/10/31/perselingkuhan-media-dengan-politik-606426.html

Perselingkuhan Media Dengan Politik | Unknown | 5

0 komentar:

Posting Komentar