blazer korea murah

Achmad Mubarok versi jantan Nurhayati Assegaf #Kritik Jokowi part II



1383255137502075948

Demokrat dengan Strategi politiknya?? (sumber: Jalansatusatu super file)



Aksi Fenomenal para petinggi Partai Demokrat terus berlanjut, setelah hujatan Nurhayati Assegaf Wakil Ketua Umum Demokrat, kini Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Achmad Mubarok mencoba melakukan kelakar politik dengan melakukan analisa yang sangat rentan terhadap kritik serangan, Achamad Mubarok mungkin ingin mencoba kredibilitasnya dengan melakukan kritik serangan terhadap Joko Widodo Gubernur DKI atau yang lebih di kenal dengan panggilan Jokowi.


Achmad Mubarok mengeluarkan pernyataan analisa terhadap para pendukung Jokowi yang ada di dunia maya, Mubarok mengatakan bahwa para pendukung Jokowi jumlahnya tidak seperti yang terlihat dari akun-akun yang muncul di komentar-komentar portal berita, Mubarok menyebut bahwa banyak akun pendukung jokowi di dunia maya adalah tidak nyata (kalo nyata berarti demo pak), hampir sebagian besar adalah akun Anonim belaka, mereka adalah relawan-relawan tanpa status jelas (kalo data penduduk jelas mungkin tidak ada kisruh KPU-Kemdagri-Bawaslu), yang mungkin kita tidak habis pikir untuk apa Mubarok harus pusing-pusing ngurus relawan Jokowi di dunia maya? jika itu untuk alasan Politik untuk apa harus mengkritik suatu komentar jika masih menjunjung sistem Demokrasi bebas mengungkapkan pendapat.


Bukan hanya berhenti di kritikan terhadap pendukung dunia maya Jokowi, Mubarok juga mencoba melakukan analisa yang mungkin dianggap Mubarok itu adalah suatu analisa politik yang cukup mumpuni di lihat dari kaca mata usia Mubarok yang sudah cukup tua, Mubarok mengungkapkan bahwa popularitas dan elektabilitas Jokowi adalah by order atau memang sudah settingan (merdeka.com), Tapi disini Mubarok tidak menyatakan dengan kongkrit apa maksud dari settingan itu dan siapa yang telah melakukan settingan (gaya klasik orang Demokrat ketika mengkritik, tanpa data dan akurasi jelas terhadap isi kritikan).


Bahkan Mubarok sempat ingin menyentil Jokowi dengan fenomena Media Darling Jokowi tidak akan bertahan lama (sumber: kompas.com), Mubarok menghubungkan dengan para pendukung Jokowi yang selalu menunjukkan sikap anti kritik terhadap hujatan atau kritikan yang diarahkan kepada jokowi , Mubarok beralasan jika Jokowi tidak bisa di kritiik, maka kepopuleran yang saat ini disandang jokowi tidak akan bertahan lama(bukankah kepopuleran Jokowi berbanding lurus dengan kinerja dan hasil kerja, bukan dengan cara rekayasa pencitraan seperti yang dilakukan bos besarnya dipartai Demokrat).


Sangat sayang sekali ketika politisi tidak bisa menerima akan adanya Pemimpin di suatu Daerah yang dipandang oleh masyarakat mampu memimpin, bukannya membantu untuk lebih memaksimalkan usaha Pemimpin daerah itu membenahi suatu daerah, mengurai masalah yang dihadapi oleh daerah itu, bukannya bersinergi dengan pemimpin daerah tersebut, Mubarok dan Nurhayati Assegaf lebih memilih melakukan sikap yang kontra produktif terhadap pemimpin daerah tersebut dengan membuat penyataan-pernyataan negatif.


Mubarok dan Nurhayati Assegaf adalah potret politisi yang gagal menunjukan sikap kedewasan dalam berpolitik,Mubarok bagaikan versi jantan atau laki-laki dari Nurhayati Assegaf atas kedangkalan cara berpolitik, serangan-serangan terhadap Jokowi melalui pernyataan tanpa dukungan data jelas adalah suatu sikap yang tidak layak dilakukan oleh politisi yang dalam struktur partai memegang jabatan tinggi, Aseggah sebagai Wakil Ketua Umum Demokrat sedangkan Mubarok adalah Anggota Dewan Pembina Demokrat, para petinggi partai Demokrat ini harusnya memberi pembelajaran berpolitik positif terhadap para kader-kader dibawahnya.


Sikap Kenegarawan mungkin akan susah kita dapat dari politisi yang bisanya hanya melakukan riak-riak politik tanpa ada hasil kerja positif bagi rakyatnya, Sikap Politisi petinggi Demokrat melakukan kritik terhadap Jokowi hanya sebagai pretensi strategi politik untuk mengangkat tingkat kepopulerannya dimata publik meskipun itu negatif sekalipun dimata publik.


Kesuksesan Nurhayati Assegaf mendapat kritikan lebih dari 6000 komentar (sumber:detik.com) yang semua komentar isinya menghujat Assegaf, mungkin menggoda bagi Achmad Mubarok untuk menaikkan tingkat kepopulerannya dengan mencoba meniru strategi Kamikase (bunuh diri) politik seperti yang dilakukan Assegaf dengan pernyatan 1000 rumah terbakar di masa Jokowi.


Melakukan kritikan asal-asalan yang ditujukan kepada sosok yang saat ini menjadi pusat perhatian publik Indonesia (Jokowi), adalah strategi murahan politisi demokrat untuk menaikkan tingkat kepopuleran. Memang dibutuhkan kearifan dalam kita menjalankan politik beretika, kepopuleran harusnya bukan dijadikan acuan dalam menilai eksistensi, harusnya kinerja nyatalah yang dijadikan acuan, kinerja pada tanggung jawab masing-masing tanpa melakukan serangan-serangan peryataan bermuatan politik.


Kenapa Mubarok dan Assegaf tidak memilih untuk melakukan sikap berpolitik berdampingan, jika memang saat ini Jokowi dirasa sebagai sosok yang disenangi oleh masyarakat kenapa kedua petinggi Demokrat itu tidak memilih untuk jalan bebarengan dengan Jokowi untuk membenahi bangsa ini.


Belenggu Kepentingan mungkin sudah sangat mencengkram para politisi Demokrat sehingga lupa tujuan berpolitik adalah untuk mensejahterakan kehidupan rakyat Indonesia.


-Jalan Satu Satu-



sumber : http://politik.kompasiana.com/2013/11/01/achmad-mobarok-versi-jantan-nurhayati-assegaf-kritik-jokowi-part-ii-606748.html

Achmad Mubarok versi jantan Nurhayati Assegaf #Kritik Jokowi part II | Unknown | 5

0 komentar:

Posting Komentar