Media massa merupakan sarana penyambung lidah antara Pemerintah dengan Rakyat dan begitu juga sebaliknya. Sehingga bisa dikatakan peran media sangat central dalam lingkungan social, dan hal itu pulalah ang terkadang dimanfaatkan oleh oknum oknum tertentu demi kepentingan pribadi. Tidak dipungkiri, bahwa beberapa media massa dimiliki oleh orang – orang berpengaruh di negeri ini sehingga seringkali kegunaan dari media massa tersebut digunakan untuk melakukan pencitraan diri. Pencitraan diri itu sendiri menurut Pattricia Patton adalah refleksi apa yang kita lihat dalam diri sendiri. Apa yang kita transfer secara eksternal melalui sikap , tingkah laku dan keputusan kita.
Seseorang berusaha menampilkan citra – image dirinya sebaik dan sebagus mungkin di media guna mendapatkan perlakuan terhormat dan kekuasaan, dan hal ini seringkali dipraktekkan oleh para pejabat pemerintah untuk waktu empat tahun sekali. Dalam kasus ini, media seakan bukan menjadi penyambung antara keduanya, namun malah menjadi alat akal – akalan Pemerintah dalam memberikan doktrin – doktrin kepada Masarakat awam tentang sebuah wacana yang menguntungkan diri dan kelompoknya. Sehingga terkadang, akibat oknum – oknum yang menguasai media massa tertentu, citra dari awak media dipandang miring oleh masyarakat.
Namun, belakangan ini, masyarakat mulai bisa memilih dan memilah siapa yang memang benar – benar dapat diandalkan sebagai orang nomor satu dalm sebuah pemerintahan dan mana yang tidak. Sehingga peran media menjadi kurang berpengaruh bagi kredibilitas seseorang. Hal itu bukan karena peran media massa sudah tidak lagi penting, namun adanya kejenuhan di benak masyarakat tentang kemenotonan sebuah pesan – pesan senada ang terjadi setiap empat tahun sekali yang sesudah itu hanya beberapa persen saja yang benar – benar terealisasikan.
0 komentar:
Posting Komentar