blazer korea murah

Mereka Hanya “Ingin” Memilih



Siapa yang tidak ingat akan penjajahan yang dilakukan bangsa asing kepada bangsa Indonesia? Ya, walaupun hal tersebut telah berlangsung berabad-abad yang lalu. Namun, pelajaran sejarah yang diajarkan di sekolah membuat kita—bangsa Indonesia—tidak akan pernah bisa lupa akan apa yang telah terjadi pada bangsa kita di masa lalu.


Siapapun orang Indonesia—yang mengetahui sejarah—tentunya tahu bahwa penyebab awal bangsa Indonesia dijajah oleh bangsa lain pada saat itu adalah karena Indonesia kaya akan rempah-rempah yang menjadi komoditas utama perdagangan pada masa itu. Bangsa asing yang awalnya hanya ingin membeli rempah-rempah, mengubah tujuannya dan berambisi menguasai Indonesia. Hal itu pun terwujud dan selama ratusan tahun bangsa Indonesia hidup di bawah belenggu penjajahan.


Kini, setelah kurang lebih 68 tahun Indonesia merdeka, banyak hal telah berubah. Dalam berbagai bidang kita telah mengalami kemajuan yang cukup pesat. Namun, ada satu hal yang tidak pernah berubah sejak dulu. Ya, Indonesia tetaplah negara dengan sumber daya alam yang sangat melimpah ruah. Hutan hujan tropis yang banyak tersebar di pulau-pulau di besar maupun kecil di Indonesia, lautnya yang kaya akan hasil perikanan, dan tak lupa adalah barang tambang yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Semua itu baru sebagaian kecil dari kekayaan alam yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.


Melihat banyaknya “harta karun” yang ada di Indonesia, sungguh ironis jika dibandingkan dengan keadaan rakyat Indonesia kebanyakan pada saat ini. Kemiskinan, pengangguran, rendahnya kualitas kesehatan, pembangunan yang tidak merata, dan sederet masalah lain yang tak kunjung tuntas hingga saat ini merupakan contoh ketidakmampuan bangsa kita untuk memanfaatkan kekayaan alam yang berserakan di Indonesia.


Kemiskinan adalah salah satu masalah yang dihadapi tidak hanya oleh bangsa Indonesia saja. Negara-negara lain di seluruh dunia juga menghadapi masalah klasik yang satu ini. Perbedaan di antara negara-negara ini hanya terletak pada mampu dan tidaknya pemerintah di negara tersebut, mengatasi permasalahan ini.


Di Indonesia sendiri, permasalahan kemiskinan akhirnya berdampak pada masalah-masalah lain yang tidak kalah pelik. Pengangguran, rendahnya kualitas kesehatan rakyat, banyaknya pemukiman kumuh, hingga merambah ke masalah kriminalitas.


Salah satu masalah yang perlu menjadi perhatian adalah fenomena anak yang terpaksa mengorbankan sekolah mereka demi membantu orang tua mereka dalam mencari sesuap nasi. Anak yang dimaksud dalam konteks permasalahan ini adalah mereka yang masih berusia di bawah umur yang tidak seharusnya bekerja, melainkan duduk di bangku sekolah sesuai dengan jenjang pendidikan mereka.


Pada umumnya, anak-anak tersebut melakukan pekerjaan sesuai kemampuan mereka sebagai anak-anak seperti menjadi pengamen, pemulung, pedagang asongan, dan lain-lain. Namun tidak sedikit juga dari mereka yang melakukan pekerjaan yang selayaknya dilakukan oleh orang dewasa seperti menjadi kuli dan menjadi penambang.


138304387110285721813830439811863402269


Akibat dari fenomena tersebut adalah anak menjadi dewasa sebelum waktunya. Yang ada di dalam benak mereka hanyalah mereka harus bekerja agar mereka dan keluarga mereka tetap dapat bertahan hidup, minimal sampai besok. Sekolah dan belajar pun menjadi suatu hal yang mungkin sudah terkikis oleh kerasnya hidup yang harus dijalani.


Masalah ini sudah sepantasnya menjadi perhatian kita karena anak-anak yang saat ini terpaksa meninggalkan sekolah mereka demi bekerja adalah generasi muda bangsa yang diharapkan dapat membangun bangsa ini. Tentu saja kita tidak bisa memandang permasalahan ini hanya dari satu sisi saja karena bagaimanapun, keadaanlah yang memaksa mereka memilih hal tersebut.


Orang tua mereka pun sudah barang tentu berharap anaknya dapat menjalani hidup dalam keadaan yang selayaknya. Namun, mereka juga tidak mempunyai pilihan lain karena mereka sendiri tidak mempunyai cukup uang untuk terus menyekolahkan anak-anak mereka. Mungkin memang ada segelintir orang tua yang dengan tega menyuruh anak-anak mereka untuk bekerja demi perekonomian keluarga, tetapi hal tersebut tidak dapat dijadikan kambing hitam begitu saja dalam masalah ini.


Sungguh miris membicarakan permasalahan ini mengingat Indonesia adalah negara yang “sudah seharusnya” bisa mengatasinya. Hal ini bukan berarti bangsa Indonesia adalah bangsa yang tidak mampu mengelola sumber daya alam yang ada dengan baik, intrik politiklah yang menyebabkan perekonomian negara Indonesia seperti saat ini.


Kita memang tidak bisa begitu saja menyalahkan pemerintah yang sedang berusaha membuat Indonesia menjadi lebih baik pada saat ini. Bagaimanapun juga, kita harus menghargai usaha pemerintah dalam mengurai benang-benang kusut permasalahan di Indonesia. Kita rakyat kecil harus yakin bahwa pemerintah pasti akan melakukan dan mengambil kebijakan terbaik untuk mengurai masalah-masalah yang ada walaupun memang ada oknum-oknum yang justru memperburuk keadaan.


Sebagai makhluk sosial, kita—manusia—sudah seharusnya sadar akan fungsi kita dalam membantu orang lain yang membutuhkan uluran tangan kita. Hal-hal kecil yang mungkin sepele di mata kita bisa saja sangat berharga bagi mereka yang kurang beruntung. Kita dapat memberikan buku-buku layak baca yang kita miliki kepada anak-anak yang tidak sempat belajar di sekolah. Kita dapat menyisihkan sedikit saja waktu kita untuk mengajari mereka bernyanyi, membaca, menulis, berhitung, dan memainkan permainan yang mendidik.


Semoga saja kelak suatu saat nanti, kita dapat melihat Indonesia menjadi negara yang benar-benar “merdeka” dalam segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.



sumber : http://sosbud.kompasiana.com/2013/10/29/mereka-hanya-ingin-memilih-605978.html

Mereka Hanya “Ingin” Memilih | Unknown | 5

0 komentar:

Posting Komentar