Isi curhat SBY- akhir-akhir ini – adalah tentang perseteruannya dengan Anas dan PPI. Jika demikian maka berarti yang dicurhatkan di depan publik adalah masalah pribadi dan masalahnya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat (PD). Elokkah sikap demikian? Saya kira semua setuju bahwa hal itu tidak elok atau tidak etis. Sebagai Presiden RI mestinya SBY tidak mengurusi “hal-hal kecil” seperti urusan pribadi dan partai dan mempublikasikannya di depan publik. Seorang presiden mestinya berbicara hal-hal besar tentang negara yang membangkitkan semangat bagi bangsanya. Presiden-presiden RI sebelumnya – seingat saya – tak pernah kok seperti SBY yang kesannya justru sangat cengeng.
Dalam masa tinggal setahun pemerintahannya, SBY lebih baik mundur sebagai Ketua Umum PD dan menjadi Presiden RI yang sesungguhnya untuk mencetak tinta emas bagi kepemimpinannya. Toh ia tak bakal bisa maju lagi untuk mencalonkan diri sebagai presiden di tahun 2014 mendatang.
Perlu dipikirkan juga adanya Undang-Undang (UU) untuk melarang presiden merangkap menjadi pemimpin partai, supaya tidak tercampur baur antara urusan egara dengan urusan partai dan pribadi.
0 komentar:
Posting Komentar