Banyak yg mencoba menghadang laju popularitas Jokowi dengan berbagai cara seperti kritikan terbungkus cibiran hingga sindiran kasar ala Poltak Ruhut. Namun semu itu hanya melambungkan nama Jokowi.
Gak perlu mencurigai media yg dibayar Jokowi seperti yang dituduhkan oleh para penentang Jokowi. Kalo media bisa dibayar untuk mempopulerkan nama tentu Surya Paloh, ARB, Wiranto_HT yg lebih populer. Mereka ini adalah orang2 yang punya akses media sak enak udele.
Begitu juga sering kita lihat iklan pemimpin daerah, pejabat negara dan para politikus yang menggunakan segala kesempatan untuk bisa hadir di TV walau sekedar menyapa dengana ucapan selamat ini dan itu. Pernahkan kita lihat Jokowi seperti itu???
Yang lebih parah ada yg menuduh portal detik dikuasai Jokowi. Detik itu milik Trancorp yg notabene milik CT. Si pemilik ini sangat dekat dengan SBY dan Demokrat ya apa boleh buat mau jual SBY atau demokrat sudah gak laku maka berita yg bisa mengangkat medianya adalah Jokowi. Tanpa sadar Jokowi malah dimanfaatkan untuk mempopulerkan media.
Cara terbaik menghadang Jokowi adalah dengan bekerja seperti Jokowi. Pemimpin yg sederhana, dekat dengan rakyat (blusukan), bersih dan gak protokoler adalah ‘rakyat darling’. Pemipin seperti ini adalah angin segar karena rakyat sudah muak mengelu-elukan pemimpin dengan barisan murid-murid di pinggir jalan atau barisan pengawall yg berlebihan.
Satu kata kuncinya, J.O.K.O.W.I
Salam
0 komentar:
Posting Komentar