blazer korea murah

Jokowi, Ratu Atut, Bung Karno dan Sumpah Pemuda Masa Kini



Bagaimana Jokowi dan Ratu Atut - mewakili generasi muda Indonesia masa kini - dan Bung Karno dalam menyikapi Sumpah Pemuda? Yang pasti Jokowi, Ratu Atut dan Bung Karno memiliki jiwa pemuda. Lalu bagaimana sepak terjang dan rekam jejak keduanya? Mari kita telaah trend penguasa model Jokowi dan Ratu Atut, disandingkan dengan Bung Karno.


Jokowi. Tak perlu banyak dibahas ya. Soalnya semakin dibahas semakin banyak survei yang akan meghilangkan Jokowi. Gebrakan sederhana dan kepemimpinan sederhana Jokowi yang merakyat telah menimbulkan masalah bagi banyak calon pesaing capres 2014. Semua politikus gerah dan geram melihat catatan popularitas Jokowi. Adakah jiwa Sumpah Pemuda di hati Jokowi? Ada.


Jika tak ada jiwa Sumpah Pemuda, Jokowi pasti tak dekat dengan rakyat. Karena Sumpah Pemuda mengajarkan perjuangan dan kesatuan bangsa yang senasib sepenanggungan. Sumpah Pemuda mengajarkan semangat kebangsaan dan kemakmuran rakyat yang diejawantahkan dalam Pancasila oleh Bung Karno dalam kelima sila. Pancasila dan Pembukaan UUD ‘45 adalah kulminasi dan roh dari seluruh proses revolusi yang dimulai pada 28 Oktober 1928.


Bung Karno. Sumpah Pemuda memengaruhi Bung Karno hingga mampu mencetuskan Proklamasi 1945: Indonesia terbentuk menjadi negara besar. Soekarno pun menjadi salah satu Founding Fathers pendiri NKRI. Seluruh kehidupan Bung Karno yang dijiwai oleh Sumpah Pemuda menjadikan Bung Karno sebagai Bapak Bangsa yang mengayomi seluruh elemen bangsa Indonesia - bangsa yang ‘diciptakan’ oleh Bung Karno yang diilhami oleh semangat menciptakan ide tentang bangsa baru bernama Indonesia. Kebangsaan Indonesia yang didorong oleh Sumpah Pemuda yang ditopang oleh ‘ide-imajinatif besar Negara Bangsa Indonesia’ oleh para pemimpin bangsa seperti Sjahrir, Tan Malaka, Bung Hatta, Bung Karno mencapai titik tertingginya dalam bentuk ‘ideologi Pancasila’.


Pergolakan dan revolusi di seluruh Asia Afrika tak pelak dipengaruhi oleh Bung Karno. Bung Karno menjadi tokoh besar dunia yang disegani. Penyebabnya? Bung Karno memiliki kepribadian dan keyakinan sebagai pemimpin dan anak bangsa besar Indonesia. Bung Karno memiliki keyakinan dan ide-ide besar kemanusiaan.


Pergolakan di dalam negeri terkait lahirnya pergerakan partai politik berbasis ideologi (1) agama dengan Islam (Masyumi, NU, Persis), Kristen (Parkindo) (2) kebangsaan PNI, (3) kemanusiaan universal (PKI), telah menyebabkan Bung Karno - yang tak ingin melihat Indonesia yang masih muda tercabik - melahirkan jargon Nasakom -nasionalisme, agama, komunis. Nasakom ini - yang dipelintir oleh musuh-musuh bangsa Indonesia - kelak yang menjatuhkan Bung Karno. Bung Karno pun menjadi martir ketika Eyang Soeharto melakukan coup d’etat dan memenjarakan Bung Karno dalam tahanan rumah sampai menghembuskan napas terakhirnya: tetap dengan semangat kebangsaan dan mengalah demi persatuan Indonesia.


Ratu Atut belum lahir ketika Sumpah Pemuda 1928 yang menjadi tonggak sejarah yang mengawali Revolusi 1945 berlangsung. Namun Ratu Atut dipastikan memiliki jiwa pemuda(1) masa kini. Trend perempuan masa kini dengan dandanan dan make up kelas atas dimiliki oleh Ratu Atut. Muka kinclong dengan aneka upaya untuk memercantik diri menjadi bagian integral jiwa muda Atut. Di seantero Banten Anda akan jumpai foto-foto the mighty Queen of Banten, Ratu Atut.


Gaya dan wibawa diciptakan dengan membuat semua orang patuh - alatnya bernama (1) kekuasaan, (2) uang, (3) keluarga, (4) ideologi hedonisme. Ratu Atut menjelma menjadi penguasa dan bahkan mendirikan Dinasti Politik paling korup dalam sejarah NKRI.


Dengan semangat yang menggebu, Ratu Atut memimpin dengan kekuasaan partai politik (Golkar) menempatkan dirinya, adiknya, iparnya, kroninya menjadi penguasa kota, kabupaten, anggota DPR(D) kota, kabupaten, provinsi. Maka kekuasaan mutlak dimiliki oleh Ratu Atut. Inilah potret trend para penguasa NKRI saat ini. Maka Ratu Atut pun menjelma menjadi ‘the godmother of Banten’ yang tak akan pernah tersentuh hukum.


Ratu Atut pun dijiwai oleh sumpah pemuda ala dirinya yang sudah keblinger: Satu Banten, Satu Kekuasaan, Satu Keluarga. Maka KKN - tersangkutnya Ratu Atut korupsi melalui Tulek Wawan adik kandungnya - menjadi bagian integral perjuangan Ratu Atut untuk kebesaran dirinya, keluarganya, dengan rakyat Banten sebagai penonton.


Ratu Atut agaknya meniru Bung Karno (menyatukan ide nasakom) dengan cara salah yakni menyogok ulama Banten seperti sumbangan ke MUI sebesar Rp 2 miliar per tahun, sumbangan untuk pondok pesantren miliknya - dengan memekerjakan para kyai untuk mendukung politik Ratu Atut, dan menguasai partai politik (Golkar dan partai lainnya secara sistematis dalam kong kalikong partai di Banten).


Jadi, Jokowi dan Bung Karno memiliki akar dan jiwa Sumpah Pemuda dan kesamaan mencintai bangsa dan negara dengan dekat dengan rakyatnya - maka Bung Karno menjadi sakit dan meninggal karena dipisahkan dengan rakyatnya dengan menjadi tahanan rumah oleh Eyang saya Soeharto. Sementara Ratu Atut mencintai dirinya, keluarga dan kroninya dengan KKN yang bersimaharajalela di Banten dengan bukti 175 proyek dengan nilai Rp 1,02 triliun - seperti trend para tokoh partai lain dan politikus yang korup seperti Ketum PKS ustadz Luthfi Hasan Ishaaq.


Harusnya Sumpah Pemuda dijiwai dengan membangun landasan konsep NKRI sebagai bangsa dengan kemakmuran rakyat, bukan seperti sekarang para penguasa dan partai yang korup. Indonesia membutuhkan manusia hebat seperti Bung Karno - pemuda yang tak tergoda korupsi meski menjadi presiden hebat, penguasa luar biasa, bahkan pemimpin dunia. Sebabnya? Bung Karno berpikir besar. Berjiwa besar. Jiwa besar dengan semangat Sumpah Pemuda yang menjiwai perjuangan. Inti Sumpah Pemuda adalah mencintai Indonesia. Dan, Bung Karno telah membuktikannya.


Salam bahagia ala saya.






sumber : http://politik.kompasiana.com/2013/10/28/jokowi-ratu-atut-bung-karno-dan-sumpah-pemuda-masa-kini-605498.html

Jokowi, Ratu Atut, Bung Karno dan Sumpah Pemuda Masa Kini | Unknown | 5

0 komentar:

Posting Komentar