Buruh Mogok, Murnikah Gerakan Itu ?
Hampir setiap tahun terjadi berapakali mogok buruh terjadi dimana-mana kota besar terutama yang dipenuhi industry. Mereka demo / mogok menuntut upah gaji dinaikan. Nampaknya tuntutan buruh bisa dimaklumi, karena upah minimum, jika mau jujur sesungguhnya masih dibawah standart hidup layak.
Nasib buruh di Indonesia sepihak bisa dipahami, butuh ditinjau, namun dipihak industry juga harus diperhatikan untuk tidak dipaksakan sehingga harus menutup usahanya. Jika terjadi demikian siapakah yang dirugikan ? tentu keduabelah pihak bukan ?
Namun cara penyelesaian melalui mogok massal, mogok Nasional dengan cara anarkis, pemaksaan kehendak bukanlah jalan keluar yang baik, itu akan terulang dan terulang yang sifatnya hanya sementara. Namun telah merugikan berbagai pihak, bukan saja pihak yang bersengketa buruh dan industry, melainkan seluruh masayrakat terdampak oleh turunya buruh dijalanan. Membuat masyarakat sekitar ikut menerima dampak kerugian ( waktu, uang , kehilangan peluang dst ).
Belum lagi adanya pihak yang memaksakan buruh industry untuk ikut demo, padahal banyak sekali buruh yang tidak suka dengan cara itu, tidak sepaham dengan cara demo, bahkan ada yang karena demo kehilangan penghasilan, yang berakibat istri anak ikut menderita karena penghasilan hilang.
Sangat mudah diperalat oleh kelompok berkepentingan dalam menggerakan demo, buruh diperalat untuk memenuhi ambisi mereka. Demo semacam ini sering terjadi. Nasib buruh tidak pernah berubah dari dulu sampai saat ini, bahkan akan terus serupa nasibnya. Celakanya pihak inteligen kita tidak turun tangan memberi informasi niat demo itu, atau mungkin tidak terdeteksi atau kecolongan dst. Pihak keamanan hanya sebatas menjaga tindakan anarkis, lebih tidak.
Bukankah Pancasila, mewajibkan musyawarah dan mufakat ? ini belum terjadi dengan baik. Terlalu dipolitisir oleh kelompok orang berambisi. Jika Negara China yang komunis,bisa berjalan baik antar buruh dan industry, kenapa kita yang ber-Pancasila tidak bisa ? Jika Holden Motor industry di Australia, buruh rela tidak digaji karena menghahadapi krisis, kenapa di Indoensia tidak bisa ?
Kita semua sama manusia didunia manapaun sama , yaitu butuh hidup, butuh saling menopang dalam kehidupan, mengapa tidak bisa berbicara jujur ? Disitulah letak masalah utamanya, lebih memikirkan kepentingan diri daripada kepentingan umum secara lebih luas. Pengusana ingin mengeruk keuntungan berlimpah-limpah, sedangan buruh ingin kerja releks, apa adanya. Bagaimana bisa menemukan titik temu yang baik, jika masalah inti tidak terpecahkan.
Semoga masalah buruh ini akan terselesaikan dengan baik, niat baik bersama dari pejabat tinggi yang bertanggungjawab hingga pelaksana lapangan duduk bersama dengan lapang dada mencari penyelesaian terbaik. Jangan mudah diperalat oleh kelompok yang penyelesaiaanya hanya bersifat sementara, karena itu yang diharapkan supaya ada kekuatan bargaining berulang-ulang.
Buruh ingin hidup layak, sedangkan pengusaha ingin perusahaan tidak rugi, solusinya apa ? bisa banyak cara, misalnya perushaan menekan biaya produksi, buruh siap untuk meningkatkan produksi supaya produksi meningkat, otomatis biaya menurun. Sudah berulang penulis menyampaikan, betapa rendah hasil produksi, jika dibandingkan dengan China ? hampir bisa lima kali lipat hasil produksi dengan waktu yang sama. Bukankah ini suatu bagarning yang baik bagi kedua belah pihak jika mau memilih win win solution-nya. Hal yang mudah, tetapi tidak diupayakan. Lain lagi penyebab biaya tinggi yaitu pengeluaran tak terduga. Bukan rahasia bahwa banyak perusahaan menjadi sapi perahan oknum. Biaya tak terduga ini sangat mencekik. Kenapa tidak dicari jalan keluar untuk meringankan biaya produksi ? Pengusaha tidak berani mengungkapkan biaya tak terduga, karena akan membawa dampak pada perusahaannya. Jalan menjadi buntu selalu beradu dengan cara yang merugikan kedua belah pihak. Sepihak menuntut, lain pihak tidak mampu, bahkan mengancam akan tutup. Kapan bisa selesainya jika cara ini dipakai ? Lama kelamaan penanam modal pada akan lari semuanya. Pengangguran terjadi dimana-mana. Otomatis keamanan terancam. Ekonomi terganggu. Siapa lagi yang dirugikan ?
0 komentar:
Posting Komentar