blazer korea murah

AGENDA POLITIK DI BALIK KASUS SUAP IMPOR DAGING



Singkatnya penetapan sebagai tersangka dan penahanan LHI dan lamanya penyidikan dan persidangan (sudah hampir satu tahun) sangat beraroma politis. Tahun 2013 yang dianggap sebagai tahun politik betul-betul mengerikan. Para politikus sudah lupa etika dan tujuan utama berpolitik. Semua memposisikan orang lain dan partai lain sebagai musuh yang harus diwaspadai, kalau bisa dihancurkan citra karakter dan dihambat perkembangan partainya. Benar kata orang, dalam berpolitik tidak ada kawan abadi, yang ada adalah kepentingan abadi.


Sepertinya apa yang menimpa PKS adalah bagian dari upaya menghambat laju partai bulan sabit kembar ini. LHI yang mencanangkan partainya menjadi 3 besar nasional pada tahun 2014 membuat para politikus dan partai-partai lain ketir-ketir. Oleh karena itu, sebelum partai ini betul-betul menempati posisi 3 besar, maka harus dilakukan operasi penghancuran.


Langkah pertama adalah menyeret LHI dalam pusaran kasus korupsi melalui pintu masuk AF. Skenarionya, KPK menangkap AF dan LHI dalam OTT di Hotel Meridien dengan barang bukti uang 1 miliar. Namun, Allah SWT punya skenario lain, setiap kali AF menghubungi LHI untuk bertemu, LHI selalu tidak bisa dan memang kebetulan dalam beberapa hari itu sibuk memimpin rapat di DPP PKS. Karena gagal bertemu, akhirnya AF pergunakan 10 juta dari uang 1 miliarnya untuk kencan dengan Maharani. Meskipun OTT gagal dan agar operasinya terus berjalan, maka malam berikutnya KPK menjemput paksa LHI di Kantor DPP PKS saat sedang memimpin rapat. Anehnya, para petugas KPK tidak membawa surat apapun, baik panggilan, penangkapan atau penahanan. Dan ketika Tim Advokasi DPP PKS ingin menyertai LHI, KPK melarangnya. Berita yang dimunculkan di media adalah bahwa AF dan LHI tertangkap tangan melakukan korupsi dengan bukti uang 1 miliar. Nah lho!!!


Di sinilah awal petaka bagi PKS, seakan-akan kiamat bagi PKS. Dan tentunya dalang intelektual peristiwa ini bergembira-ria dan bersorak-sorai. Habislah ketokohan LHI, habislah PKS. Karena setiap kasus yang sudah masuk KPK susah untuk menang di pengadilan. Dan betul, semua kader se-Indonesia dibuat tidak percaya dengan kasus ini dan bahkan mungkin sebagian ada yang keluar dari PKS. Emosi kader semakin naik dengan ditampilkannya para wanita cantik di sekitar AF dan tentunya LHI sebagai sasaran tembaknya. Dilanjutkan dengan penyitaan aset-aset keduanya, baik rumah, mobil dan lain-lain. Apa iya? Benarkah? Ah, masa sih? Dan kalimat-kalimat lain yang terucap dari bibir para kader. Bersamaan itu pula masyarakat seakan-akan mendapat suguhan berita yang superhot bahkan pembenaran bahwa semua partai sama, termasuk PKS. Maka muncullah cibiran dengan istilah-istilah negatif untuk partai ini seperti Partai Korupsi Sapi, Partai Kebelet Seks dan lain-lain.


Inilah langkah kedua, selalu mengaitkan AF dan LHI dengan PKS. PKS itu ya AF dan LHI. Media, baik cetak atau elektronik seakan mendapat darah segar, sehingga selalu menempatkan topik PKS dengan segala predikatnya sebagai headline news. Satu persatu para tokoh PKS dipanggil KPK. Sekjen PKS Taufik Ridlo pernah dipanggil untuk menjelaskan AD/ART PKS. Apa hubungannya dengan korupsi? Apakah mereka ingin memastikan bahwa tindakan korupsi dibenarkan dalam AD/ART PKS? Sungguh nggak masuk akal KPK ini. Presiden PKS Anis Matta (AM) juga pernah dipanggil terkait dengan Pilkada Sulawesi Selatan yang katanya calon gubernur tertentu memberi uang 20 miliar agar mendapat dukungan PKS. Kok KPK ngurusin Pilkada? Apakah mereka ingin memastikan bahwa PKS benar-benar sedang melakukan fundrishing 2 triliun untuk Pemilu 2014? Seandainya itu benar, apakah PKS tidak boleh menyiapkan dana sebesar itu? Bukankah untuk menjadi partai besar, butuh dana besar? Politik di negeri ini memang mahal. Coba tanya partai-partai lain berapa dana yang akan disiapkan untuk Pemilu nanti? Setiap partai pasti punya hitung-hitungan sendiri. Puncaknya, Ketua Majlis Syuro Ust. Hilmi Aminuddin dan putranya Ridlwan Hakim diperiksa sebagai saksi. Imej yang akan dibangun adalah bahwa dalam tubuh PKS terdapat dinasti kekuasaan dan bisnis keluarga. Endingnya, terjadi ketidakpercayaan pada kader, karena dana wajib, infak dan bantuan mereka dipakai untuk memperkaya diri sendiri. Habis sudah PKS, Presidennnya begitu, Ketua Majlis Syuro begitu, AD/ARTnya juga begitu. Klop!!! Makanya ICW bersemangat untuk mewacanakan pembubaran partai yang melakukan korupsi secara berjama’ah.


Setelah ICW bermain wacana, lembaga-lembaga survei ramai-ramai mengumumkan hasil survei elektabilitas partai dan ujung-ujungnya pasti membahas PKS yang mengalami penurunan tajam. Lembaga survei tersebut hanya memberi PKS 3 – 4 % suara. Jadi, saat ini posisi lembaga-lembaga survei itu bagaikan KPU, padahal mereka hanyalah LSM dan tentunya suaranya tergantung darimana sumber donasinya.


Dalang intelektual kasus ini sepertinya belum puas dengan apa yang menimpa PKS. Sebab, skenario mereka tidak semuanya berhasil bahkan membuat mereka ketakutan dengan kekuatan baru PKS di bawah kepemimpinan AM yang tidak diperhitungkan sebelumnya. AM yang sejak dinobatkan sebagai presiden partai baru menggantikan LHI langsung melakukan kunjungan ke berbagai daerah dan hingga saat ini terus merapat ke tokoh-tokoh masyarakat. Dengan didukung oleh kepiawaiannya dalam berorasi sehingga muncul julukan kepadanya “Soekarno Muda”, luka partai ini pelan-pelan mulai sembuh dan membaik. Kemenangan demi kemenangan di Pilkada baik tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota menunjukkan bahwa PKS mampu bangkit dan siap memenangkan pertarungan politik 2014. Berbeda dengan partai besar lain yang miskin prestasi di Pilkada, meskipun gencar melakukan publikasi di media nasional, mencuri star sebelum masa kampanye dimulai. Anehnya, KPU diam seribu bahasa, seakan-akan tidak berdaya di hadapan para raksasa media.


Melihat geliat PKS seperti ini, mereka merencanakan langkah ketiga, yaitu mengusulkan kepada PKS untuk mempercepat Munas untuk memilih presiden baru. Alasannya AM tersangkut korupsi karena pernah dipanggil oleh pengadilan Tipikor sebagai saksi dan suara kader yang menghendaki regenerasi kepemimpinan PKS kepada generasi muda. Aneh!!! Orang lain yang tidak punya hubungan apa-apa dengan PKS kok usul untuk mempercepat Munas. Bukankah ini sudah mengobok-obok rumah tangga orang lain? Operasi sedang dipersiapkan. Goalnya, AM tidak lagi menjadi presiden PKS karena dianggap sukses menyelamatkan PKS dari jurang kehancuran dan tentunya mengganggu persaingan politik dan kepemimpinan nasional. Wa makaruu wa makara Allah, Wa Allahu khair al-Maakiriin.



sumber : http://politik.kompasiana.com/2013/10/29/agenda-politik-di-balik-kasus-suap-impor-daging-603273.html

AGENDA POLITIK DI BALIK KASUS SUAP IMPOR DAGING | Unknown | 5

0 komentar:

Posting Komentar