Ternyata bukan hanya Kekerasan Dalam Rumah Tangga saja yang ada, namun ada juga yang namanya Kekerasan Dalam Berpacaran. Meski bukan sesuatu yang diekspose namun situasi seperti ini memang ada dalam kenyataan. Sampai ada statemen yang berbunyi, “masih pacaran saja uda main tangan (pukul), gimana lagi kalau sudah jadian…?”
Saya juga heran, kenapa kekerasan dalam sebuah hubungan yang belum sah harus terjadi. Dan yang sangat disayangkan adalah si korban yang selalu terkena bentakan, amarah bahkan tamparan dan pukulan. Gak habis pikir kenapa masih ada aja perempuan yang mau mempertahankan pasangan kasar seperti itu.
Ada beberapa kasus mengenai hal ini dalam kehidupan beberapa teman. Ada yang hanya terlihat namun tak mau cerita, ada juga yang kisahnya terdengar bercampur isak tangis dan wajah yang murung. Bahkan pernah seorang teman (dulu pas jadi mahasiswa) tega membentak pacarnya di depan kami. Padahal si pacar tampak tidak garang, malah terkesan baik dan penurut. Namun perlakuan si cowok kurang elok. Sementara si cewek juga sering menjamu si cowok makan, tapi gara-gara makanannya gak enak langsung dibuang. Benar-benar gak tau berterima kasih.
Awalnya kami heran dan berprasangka buruk karena peristiwa tersebut selalu berulang. Kami berpandangan bahwa suatu kebodohan seorang wanita berpendidikan mau hidup dalam hubungan dengan pria yang belum jelas endingnya gimana yang juga kasar. Hingga akhirnya terdengarlah kabar kurang mengenakkan. Mereka nikah (tidak sah) karena telah telat lima bulan. Dan praduga tersebut sepertinya menjadi kenyataan. Dalam kasus ini ternyata si wanita tetap bertahan karena telah dirusak oleh si pria.
Apakah memang semua wanita yang punya kasus seperti itu? Terlalu mempertahan suatu hubungan yang membabi buta tanpa dasar pemikiran yang logis. Betapa tidak, sudahlah kasih perhatian yang khusus buat cowoknya, terkadang juga harus keluarin kocek buat si dia namun ternyata juga harus menanggung caci maki, bentak, bahkan main tangan. Weleh..weleh…kadang sepertinya kata-kata “cinta tak ada logika” membenarkan sikap seperti itu. Bahkan dibelain pula sama si cewek dengan bilang, “sebenarnya hatinya baik meski agak kasar”. Salutt.
Terus terang saya punya beberapa teman yang sering merugikan si cewek. Beberapa diantara mereka ada yang kasar, ada yang suka manfaatin doank, bahkan ada yang Cuma punya misi “merusak” doank. Dan mereka-mereka ini selalu saja punya cewek yang jadi sasaran tipikal mereka. Anehnya selalu saja pasangan mereka mau bertahan.
Selalu kasih nasehat kepada teman dan adik cewek supaya menghindar dari tipikal pria kasar, parasit dan perusak seperti di atas. Jika itu pria terhormat dan berkarakter baik, tentu caranya memperlakukan wanitanya juga baik, tanpa motivasi yang neko-neko atau merugikan si wanita. Jika memang rasa itu tulus dan jelas, tentu pria itu berani berjuang, lemah lembut, sopan dan terus terang dalam menjalani hubungan. Sebisa mungkin telusuri backgroundnya, atau minta tanggapan dari saudara laki-laki atau bapak di rumah. Karena penilaian mereka biasanya tak pernah salah. Secara logika, mana mungkin ada seorang abang atau bapak yang sembarangan mengijinkan adik/puterinya jalan dengan pria yang dirasanya kurang elok dan kurang baik karakternya.
Tapi yang dominan terjadi adalah backstreet. Saudara dan orang tua tak pernah tau adik/puterinya menjalin hubungan dengan siapa. Sementara tindak kriminal sekarang ini semakin kontras. Coba lihat pemberitaan, hanya gara-gara cemburu si pacar rela menganiaya, bahkan menghabisi nyawa pacarnya sendiri. tentu jangan sampai hal itu terjadi.
Memang remaja putri/gadis sekarang ini terlalu berani dan eksklusif dalam bergaul. Entah terlalu dungu atau polos, mau menjalani sebuah hubungan tanpa dasar yang jelas dan kuat. Hanya bermodalkan, “aku sayang kamu, mau gak jadi pacarku?”, atau “kita jadian yuk..”, kata-kata seperti itu langsung mau dibawa kemana-mana. Seperti terhipnotis.
Menurut saya, jika tak sanggup menanti sampai konseling pra nikah, sanggupnya pacaran, ya mbok kalau ada yang suka langsung aja cerita sama orang tua, kenalkan langsung, bawa ke rumah dan dengar penilaian mereka. Toh itu semua hanya perkenalan pertama. Jika memang tidak baik untuk kamu (para wanita) kenapa harus dipertahankan??? Masih banyak ikan di laut. Jangan takut kehabisan pria baik, sebab wanita baik biasanya untuk pria yang baik. Pria-pria sejati seperti kami (ehemmm) belum punah kok. Dan Tuhan tentunya tidak kehabisan stok buat kasih jodoh yang terbaik. So jangan termakan doktrin, “cowok semakin punah, bandingnya aja ke cewek 1:5” sampai-sampai mau ngelakuin apa aja buat dapetin dan pertahanin cowok tersebut. Pikir matang dulu.
So, mantapkan langkah, berdoa, gali potensi dan karakter yang baik, maka yakinlah semuanya itu akan mengikuti apa yang menjadi sebuah kerinduan hati. Waspadailah pria-pria kasar, penghisap dan perusak…mereka sangat-sangat merugikan. salam.
0 komentar:
Posting Komentar