terus terang saya tidak habis pikir dengan pikiran yang dipikir mendikbud RI, sdr mohammad nuh, terkait hebohnya beredar video mesum yang diperankan oleh dua orang pelajar SMP dan disaksikan oleh teman-temanya.
menurut Nuh, dia sepakat jika ruangan-ruangan di sekolah dipasangi CCTV, sebagai bentuk pengawasan terhadap perilaku siswa yang kurang baik.
ide mohammad nuh ini sama saja ibarat orang kebanjiran, lalu menghadapi banjir dengan cara naik ke atas genteng. kering memang, tidak basah memang, tapi di atas genteng, di bawah, satu kampung basah kuyup. sebab selama sumber utama banjir tersebut belum diatasi.
persis, dengan memasang cctv di kelas sebagai bentuk pengawasan terhadap perilaku siswa kurang baik .di kelas, mungkin ulah nakal para siswa bisa sedikit diminimalisir, tapi bagaimana dengan di luar kelas. sementara persoalanya adalah, perilaku nakal siswa di ruangan kelas itu merupakan manifestasi dan akumulasi dari banyak faktor yang menciptakan karakter siswa sedemikian rupa. lagi pulaa, para siswa itu kan manusia, mereka tentu saja tidak terlalu bodoh mencari tempat yang tidak dipasangi CCTV untuk melampiaskan perbuatan2 negatif yg tidak terlampiaskan di dalam ruangan kelas.
jika sumber banjir itu adalah misalnya meluapnya air sungai sebab tersumbat oleh sampah2, maka perbuatan negatif terkait video mesum pelajar smp ini juga memiliki sumber, tak lain dan tak bukan adalah faktor lingkungan. lingkunganlah yang membentuk karakter siswa yang demikian tak terkendali ke arah negatif beberapa waktu belakangan ini. terhitung mulai dari derasnya aarus informasi dan teknologi, yang memudahkan para anak2 mengakses gaya hidup dan trend dari luar yng cenderung mungkin agak beretentangan dengan budaya timur bangsa indonesia sejatinya.
untuk mengatasi maasalah ini tentu saja sulit, sebab kunci satu2nya adalah meutus derasnya arus informasi bagi mereka yg belum memiliki filter memadai dalam memilah milih mana informasi negatif dan negatif dalam hal ini anak2 sebagaimana kasus video memsum smp tsb. bahkan, untuk menempuh cara ini bisa dikatakan hampir mustahil, sebab dengan memutus arus informasi, ini merupakan suatu pilihan amat dilematis yg justru akan mehambat kemajuan positif di sisi lain.
jadi, menyikapi masalah seprti ini, bangsa indonesia hanya punya dua pilihan, pertama, cuek dan masa bodoh sambil menikmati video mesum tersebut. kedua, peduli dan prihatin.
kedua sikap ini massing2 memiliki konsekuensi. untuk sikap yang pertama tentu saja konsekuensinya simple. kalau kata iklan rokok itu, enjoy aja.
semenetara untuk pilihan sikap yang kedua, ini mungkin aadalah jalan keluar satu2nya bagi anda yuang mengaku miris dan prihatin. sebab sikap miris dan prihatin anda tidak akan berdampak apa2 selama bangsa indonesia maasih menganut sistem demokrsi pancasila yang tidak jelass ujung pangkalnya ini. di bilang negara beragama bukan, tapi sok2 berbudaya timur dan sering miris melihat video mesum beredar. di bilang negara liberal bukan, tapi hukumnya mirip kafir. lha, gimana gak kafir, ariel habis ketahuan bikin video mesum sama luna dan cut tari, keluar2 penjara malah makin ngetop. dan anak2 tolol itu ngikut yaang begini ini.
so, sekali lagi bagi anda yg mengatakan miris dan prihatin, anda harus setuju, bahwa di neegara indonesia ini ditegakan hukum syariat islam. dimana diberlakukan hukum tegas tampa paandang bulu bagi para pelaku kebiadaban. jika korupsi potong tangan, jika mesum dan zina maka rajam sampai mati. dengan system hukum ini, niscaya, kata2 miris dan prihatin yang biasa keluar dari mulut anda bebrerapa waktu belakangan ini akan berkurang frekuensinya. atau, anda adalah jenis manusia seperti pak nuh yang ngawur itu, yang mengatasi kenakalan pelajr dengan memasang CCTTV di kelas dan membiarkan pelajar mesum di kebun2 kosong? yang demikian pun aanda, yang sambil berkata2 miris2, tapi diam2, malah tertarik download video mesum pelajar smp itu sambil onani.
0 komentar:
Posting Komentar