Meninggalnya 3 WTS dalam kurun waktu yang hampir bersamaan di Surabaya akibat AIDS beberapa waktu lalu sempat menggemparkan beberapa pihak terutama Dinas Kesehatan yang biasanya menangani pemeriksaan kesehatan secara rutin para PSK.
Para wartawan sempat bertanya kepada para pejabat desa maupun Kecamatan Sawahan dimana lokalisasi Dolly dan Jarak berada mengenai kawasan wajib kondom yang telah dicanangkan di kawasan tersebut. Namun mereka belum bisa menjawab secara pasti efektifitas wajib kondom tersebut.
Jika mereka belum bisa menjawab mengenai efektifitas kawasan wajib kondom, sebelum ada kematian 3 PSK ini saya yang saat itu mengadakan penyuluhan agar para PSK bertaubat sempat menanyakan mengenai kondom kepada para mucikari.
Pertanyaan saya bukan tanpa alasan. Saya melihat kondom yang didapat dari Dinas Kesehatan itu terlihat berdebu dan ditaruh dipojok ruangan pada sebuah tempat lusuh. Setiap wisma memang mendapat jatah kondom dari Dinas Kesehatan sesuai jumlah penghuninya.
“Apa kondom-kondom ini tidak dipakai Bu, kelihatannya kok sudah lama dan berdebu ?” tanya saya.
“Begini mas, rata-rata para tamu tidak mau pakai, padahal sudah ada tulisan peringatan untuk pakai kondom.” Jawab mucikari tersebut.
Ya. Kawasan wajib kondom memang lucu kedengarannya. Jika difikirkan, bagaimana cara mengecek seseorang berkondom atau tidak ketika sedang berhubungan. Toh tidak ada siapapun yang tahu kecuali mereka dan Allah Azza Wajalla.
Dalam wisma, seorang mucikari memang berani memberi tahu para PSK karena memang di bawah kekuasaannya. Namun mereka tidak berani menyuruh para tamu yang notabenenya adalah laki-laki yang seharusnya berkondom.
Solusi yang tepat adalah tetap pada penyadaran secara persuasif kepada masyarakat akan pentingnya hidup sehat dengan menguatkan iman dan takwa.
Salam Cinta Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar