Foto Jokowi terpampang disetiap jeda Iklan di Metro TV saat acara News Maker, dan aneh foto tersebut di padukan diantara Foto SBY dan Boediono. Apa maksudnya..? Katanya JOKOWI Bukan untuk Presiden.. Tapi hampir semua media digandeng untuk mengkampanyekan diri menjadi Presiden. Ya seperti yang sudah saya uraikan dalam beberapa tulisan sebelumnya bahwa memang untuk menjadikan Presiden itu setiap orang Punya Hak dan sah – sah saja. Tapi yang jadi pertanyaan saya, ada apa dengan Metro TV..? Padahal jelas – jelas surya Paloh sering mengkritik kebijakan Jokowi, belum lama ini Surya Paloh mengkritik kebijakan Jokowi yang tidak mau menerima Mobil Murah, padahal Jokowi dulu tener dengan Mobil Esemka, yang menurut Surya Paloh Esemka Juga tergolong Mobil Murah.
Namun tidak hanya di acara Maker News, kerap sekarang hampir di semua berita Metro TV tidak luput dari berita tentang Jokowi. Kalau kita berbaik sangka mungkin karena Posisi Jokowi sekarang adalah Leadernya DKI atau Gubernurnya Ibu Kota Indonesia ya wajarlah kalau Metro tidak Mau ketinggalan mempromosikan Jokowi disetiap kesempatan. Itu kalau berprasangka baik.
Kalau sebaliknya…mungkin ada udang di balik batu kecil, ya kelihatanlah, sekali memdayung 2 pulau terlalui. Paling tidak pulau pertama, Surya Paloh mendapatkan keuntungan dari Iklan – iklannya jokowi, ya itu sih bisnis tidak bisa di ganggu gugat, seperti ungkapan, lawan tetap lawan “politik” cari makan jangan diganggu. Eh salah. Kawan tetap kawan cari makan jangan di ganggu. Yang jelas saya tidak yakin berita-berita Jokowi di Metro Tv tersebut di kasih seikhlasnya, pasti jokowi dan timnya mungkin harus merogoh kocek lebih dalam lagi dari pada pasang berita atau iklan di media – media lain. Banyangkan berapa Rupiah jokowi harus membayar dalam setiap tanyangnya sebuah berita atau iklan kecil – kecilan “yang tidak mirip beriklan tapi pada dasarnya itu iklan” (takut dikenakan pajak kali ya..”boleh jadi” ini bukan nuduh lho..). Memang setiap menjelang pemilu sosok yang ingin bertempur dalam peperangan politik ini harus menyimpan uang lebih dari pada hari – hari biasanya. Apakah dia berupa partai politik atau pun perseorangan yang berniat mencalonkan diri menjadi Presiden RI atau pun Calon Anggota Legislatif yang telah di tetapkan Oleh KPU. Masah dalam sebuah ungkapan “ Uang Bukanlah segala – galanya tapi tanpa Uang tidak ada semuanya. Paling tidak yang pertama itu yang sedang dilakukan oleh Surya Paloh, bagaimana dibisa memisahkan antara mengutip uang dengan agenda perpolitikannya yang dia Usung yaitu Partai Nasdem. Namun dalam hal ini saya yakin Surya Paloh sangat berhati – hati dalam mengkampanyekan Jokowi melalui medianya, namun tentunya pasti ada kerdipan – kerdipan kecil antara Surya Paloh dan Jokowi. Surya paloh sebelum menerima tawaran Iklan atau berita dari tim Jokowi tentunya sudah menghitung untung ruginya dengan sangat baik. Dan itulah pulau kedua yang saya maksud.
Paling tidak di Pulau Kedua ini Surya Paloh bisa membangun hubungan Baik dengan Jokowi, siapa tau Partainya (Nasdem) dapat tembus 5 Besar di pemilu nanti dan dapat suara 20 % kursi di DPR RI, Bisa dong Jokowi diajak bersanding menjadi Wakilnya untuk menjadi Presiden dalam pemilu nanti, dan itu tidak menutup kemungkinan, apalagi PDI-P belum tentu menjadikan Jokowi sebagai Presiden, karena masih sangat banyak keturunan Bapak Soekarno yang masih layak di jadikan Presiden Oleh PDI-P, ibu mega sendiri belum Pernah mengatakan tidak maju lagi, ada Bapak Guruh juga ada Puan Maharani dan saya yakin mereka Pasti tidak Ikhlas kalau Jokowi di naikkan menjadi Presiden oleh PDI-P, Kalau jadi Wakil Mungkin saja. Itulah harapan Surya paloh Mungkin, walau masih malu – malu Daun Putri malu, ketika disentuh masih menutup diri, ketika tiada yang lihat mengembang lagi. Itulah Surya Paloh yang belum PeDe mengdeklarasikan dirinya menjadi Presiden hingga hari ini. (LS)
0 komentar:
Posting Komentar