blazer korea murah

Jargon Partai Demokrat Memakan Korban



Empat atau lima tahun yang lalu sempat terkenal jargon dari Partai Demokrat yang sering ditayangkan di televise sebagai iklan politik. Iklan Politik yang berisi jargon partai demokrat itu dibintangi oleh selebritis-selebritis partai demokrat antara lain Presiden SBY, Anas Urbaningrum, Tere, Andi Mallarangeng, Angelina Sondakh dan tidak lupa putra kesayangan Presiden SBY yaitu Edhie Baskoro atau biasa disapa Ibas. Jargon yang digagas oleh PD itu sangat mudah di ingat dan mudah diucapkan, tetapi kelihatannya mudah pula untuk dilupakan. Jargon tersebut adalah : KATAKAN TIDAK PADA KORUPSI.


Jargon yang dilontarkan menjelang pemilu itu akhirnya sukses mengantarkan PD memuncaki Pemilihan Umum anggota legislative maupun sukses mengantarkan SBY menjadi Presiden RI yang ke-6 sekaligus dua kali berturut-turut untuk SBY dengan memenanginya cukup telak dalam satu putaran Pilpres. Tetapi dengan seiringnya waktu, ternyata satu-persatu pemeran utama dari PD yang memerankan iklan politik yang memperkenalkan Jargon Katakan TIdak Pada Korupsi ini harus berurusan dengan KPK karena terlibat kasus korupsi, bahkan ada yang sudah divonis bersalah yaitu Angelina Sondakh yang mantan Putri Indonesia. Sementara itu Anas Urbaningrum dan Andi Mallarangeng masih harap-harap cemas menunggu proses hukum selanjutnya untuk kasus korupsi proyek hambalang. Sedangkan putra tercinta dari SBY masih bisa menghirup udara bebas dan bahkan mencalonkan lagi menjadi anggota DPR periode mendatang karena ditengarai bersih dan tidak tersangkut korupsi sampai saat ini.


Untuk mengolok-olok jargon Partai Demokrat yang sudah memakan korban para elit partai itu, masyarakat memplesetkan menjadi KATAKAN TIDAK PADA (HAL) KORUPSI. Olok-olok ini dirasa sangat tepat, karena memang apa yang diucapkan tidaklah sama dengan apa yang diperbuat oleh mereka. Dengan banyaknya kasus korupsi yang membelit Partai Demokrat ini bahkan sebagian masyarakat yang sudah apatis menjulukinya sebagai partai koruptor karena ada beberapa oknum partai itu yang tertangkap oleh KPK. Dengan banyaknya masyarakat yang member label atau predikat sebagai partai koruptor, membuat PD kian lama kian terpuruk, bahkan menurut survey LSI terakhir beberapa waktu lalu itu bahwa elektabilitas PD sekarang ini tinggal 9% saja, tertinggal jauh dari Partai Golkar dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.


Dan sekarang ini, di tengah keterpurukannya partai Demokrat mengadakan konsolidasi antar kader dengan mengadakan temu kader Partai Demokrat seluruh Indonesia di sentul Jawa Barat, di hiruk pikuk acara tersebut, SBY sebagai Ketua Umum memperkenalkan jargon baru yang akan dipakai sebagai yel-yel untuk menyemangati para kader partai yang tengah terpuruk itu. Jargon baru tersebut adalah : BERBENAH! MAJU! TINGKATKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT. Jargon dan yel-yel yang singkat padat, mudah diingat dan sangat inspiratif.


BERBENAH : Memang PD layak untuk berbenah, ditengah persaingan antar partai politik yang semakin keras menjelang tahun politik ini PD harus segera berbenah di segala sektor. Sebagai pemenang Pemilu di putaran yang lalu, saat ini posisi PD sangat mengkuatirkan dan cenderung malah semakin melorot dan terpuruk. Oleh karena itu untuk tidak semakin terpuruk di jurang yang terdalam, secepat mungkin PD harus berbenah, untuk menghadapi pemilu tahun depan.


MAJU : Tentu saja hasil berbenah disemua lini ini diharapkan bisa semakin mengembalikan tingkat kepercayaan masyarakat yang ujung-ujungnya adalah menaikkan tingkat elektabilitas sebagai peserta pemilu mendatang. Diharapkan PD bisa maju minimal sejajar dengan Partai Golkar atau PDIP bahkan kalau bisa didepan kedua partai tersebut.


TINGKATKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT : Setelah berbenah, maju dan akhirnya memenangkan pemilu maka tugas mulia berikutnya adalah meningkatkan kesejahteraan rakyat.


Mungkin begitulah arti bebas dari jargon tersebut yang di gagas oleh Ketua Umum PD bapak SBY. Tetapi moga-moga saja para kader partai demokrat mengerti dan melaksanakan apa yang disampaikan oleh ketua umumnya. Saat ini banyak masyarakat yang sudah trauma dan muak menyaksikan tingkah laku para pejabat dan para elit politik di negeri ini. Mereka mempertontonkan tingkah yang sangat memuakkan, dimana ketika mereka berkuasa mereka seakan melupakan rakyat dan malah memperkaya diri sendiri dan kelompoknya.


Saat ini rakyatpun masih ingat dengan jargon yang dulu itu, jadi sekarangpun walaupun jargon atau yel-yel yang terbaru ini belum cetar membahana seperti yang lalu, saya mempunyai kukuatiran tersendiri, terutama pada kalimat yang terakhir yaitu TINGKATKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT. Jangan-jangan nantinya jargon ini akan diplesetkan lagi oleh rakyat menjadi TINGKATKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA. Moga-moga saja tidak dan jargon ini tidak memakan korban lagi



Salam Kompasiana





sumber : http://politik.kompasiana.com/2013/10/26/jargon-partai-demokrat-memakan-korban-605066.html

Jargon Partai Demokrat Memakan Korban | Unknown | 5

0 komentar:

Posting Komentar