blazer korea murah

Elektabilitas Pemimpin di Indonesia



Elektabilitas seorang pemimpin khususnya bagi bangsa pasti memiliki belahan penilaian., baik secara positif maupun negatif pasti mempunyai perspektif yang berbeda. Secara umum sistem pemerintahan di Indonesia juga memiliki beragam contoh pemimpin yang sudah banyak di akui oleh belahan dunia. Contohnya Ir. Soekarno, presiden pertama Indonesia yang biasa yang akrab disebut sebagai pemimpin besar revolusi Indonesia dan juga sebagai penyambung lidah rakyat Indonesia.


Dari berbagai konteks kepemimpinan tentunya tidak akan terlepas dari peran dan fungsi politik. Dewasa ini mencoba sedikit mengakaji dinamila pemimpin di Indonesia yang acap kali menjadi bahan aktual untuk diperbincangkan. Figur pemimpin yang lagi marak diperbincang saat ini adalah figur Jokowi yang menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta saat ini. Namun ada sesuatu hal yang menjadi contoh figur pemimpin yang melekat pada diri Jokowi ini.Contoh riilnya saja, ketika ada DUBES (Duta Besar) Suriname yang sengaja berkunjung ke Indonesia, dan kemudian bertemu dengan Jokowi.


Alhasil dari pertemuan tersebut, Dubes tersebut berkomunikasi dengan Jokowi dengan menggunakan bahasa Jawa. Sungguh menjadi bahan acuan bagi kita, bahwasannya loyalitas bahasa yang disampaikan oleh Jokowi lebih mengena pada sisi kebudayaan bangsa Indonesia. Dibalik itu semua, figur jokowi tidak merasa canggung untuk menuangkan bahasa jawanya kepada media, khususnya kepada publik. Namun jika kita berbicara masalah komunikasi politik dalam dewasa ini, pasti kita bisa mengamati fenomena yang terjadi.


Memang sangat minim ketika melihat figur seorang pemimpin meskipun dalam konteks ini hanya memegang figur “gubernur”. Namun dengan begitu, pastinya ada suatu transisi yang menggugah emosi publik. Katakanlah Indonesia memiliki beragam corak dan gaya bahasa yang tinggi, kemudian dari berbagai bahasa itu ada salah satu rangkaian bahasa yang digunakan salah satunya bahasa jawa. Sebenarnya ini sebuah formulasi bahwa meskipun dalam acara resmi atau formal yang biasa menggunakan bahasa resmi, tapi dalam konteks ini Jokowi malah menggunakan gaya yang berbeda.


Mungkin dalam perspektif Jokowi, dengan menggunakan bahasa jawanya kemungkinan Dubes Suriname yang keturunan orang jawa akan merasa nyaman dengan bahasa jawa. Dalam perspektif politik, lintasan komunikasi untuk menjangkau sistem politik juga akan lebih berfariasi dan efektif. Karena selain politik dikenal dengan gaya kekuasaan, kepemimpinan, maka peran komunikasi yang terekspos oleh media ini menjadikan nilai-nilai baru dalam perspektif publik. Karena dinamika yang menjelma di Indonesia adalah politik hanya dijadikan sebagai kepentingan semata, karena bisa dibahasakan juga dengan dramaturgi, ataupun sandiwara dibalik panggung layar pilitik.


Namun langkah apa yang akan kita ambil ketika mengetahui bahwa politik itu kejam, memang politik itu kejam ketika suatu tatanan dalam sebuah politik itu sendiri yang tidak signifikan lagi, maka akan bermuara pada kecacatan politik praktis yang hanya mengejar kepuasan dengan cara singkat dan cepat. Untuk itu ketika kita terjun dalam dunia politik maka jangan hanya kekuasaan yang menjadi prioritas utama, namun tata cara yang harus kita gapai untuk mengaktualisasikan dalam nilai-nilai politik sendiri.



sumber : http://politik.kompasiana.com/2013/10/25/elektabilitas-pemimpin-di-indonesia-604612.html

Elektabilitas Pemimpin di Indonesia | Unknown | 5

0 komentar:

Posting Komentar