Merespon tulisan : Sesat Fikir Memandang Kemaksiatan: Telaah atas Kiprah FPI
Oleh: Imam Prasetyo | 29 October 2013 | 08:52 WIB
Izinkan saya mengulasnya dari sisi diluar FPI dan Islam.
Warning pertama dan utama yang ingin saya sampaikan adalah tulisan ini tidak boleh dipakai oleh simpatisan FPI untuk membenarkan tindakan kekerasan yang dilakukannya walaupun saya paham bahwa Firman Allah itu seperti pedang bermata dua! Kalau tetap berniat mengutip tulisan saya ini untuk mendukung tindakan kekerasan FPI maka saya tidak bertanggung jawab akan konsekuensi logis yang mengikutinya karena itu berarti semua sabda Allah yang lainnya dalam alkitab saya juga haruslah tidak boleh diabaikan.
Kisah ini bercerita tentang PINEHAS, anak Eleazar, anak imam Harun. Pembaca bisa membaca detailnya di the book of Numbers 25, dan silahkan baca Numbers 22, 23, 24 untuk latar belakang ceritanya.
Saya coba persingkat inti ceritanya begini:
Ketika Raja Moab yaitu Balak bin Zipor mengetahui Bangsa Israel sudah keluar dari Mesir dan Allah sangat menyertai mereka bahkan bangsa Amori telah dikalahkan Israel maka dia mengundang Iman Bileam bin Beor untuk berdoa dan mengutuk bangsa Israel dengan harapan bangsa Israel yang kena kutuk itu nantinya akan dengan mudah dikalahkan oleh bangsa Moab. Imam Balak ini awalnya idealis dan tidak mau untuk disuap namun setelah dilobi beberapa kali utusan raja Moab, akhirnya Bileam berangkat juga untuk berdoa bagi bangsa Moab. Selanjutnya dalam perjalanan dikisahkan keledai yang ditungganginya berbicara kepadanya yang isinya bisa pembaca lihat di Numbers 22.
Nah, karena Bileam tidak mungkin tidak menyampaikan apa yang difirmankan Allah kepadanya maka bukan kutuk yang keluar dari perkataan doanya tetapi malahan berkat buat bangsa Israel. Sampaiakhir cerita Bileam di Numbers 24, tidak ada kutuk yang keluar dari doanya Bileam tetapi malahan berkat, namun ternyata karena hari Bileam sudah kepada cinta materi yang diimingi oleh raja Balak maka dia menyampaikan nasehat JAHAT dan memang efektif kepada Balak untuk menghancurkan Israel yaitu: (Israel tidak akan bisa dikalahkan karena Allah sendiri telah memberkati mereka, jadi untuk menghancurkan Israel maka haruslah Allah sendiri yang menghukum mereka dan caranya adalah membuat bangsa Israel meninggalkan Allah nya dengan cara membuat Israel berzinah dengan perempuan Moab dan akhirnya ikut kepada penyembahan berhala bangsa Moab. Hanya dengan demikianlah maka bangsa Israel akan dihukum oleh Allah sendiri.)
Itulah pendahuluan Numbers 25 yang menjadi awal kisah Pineas, dimana saat itu Allah murka atas bangsa Israel atas perbuatan zinah yang dilakukan Israel dengan perempuan-perempuan Moab dan menyembah berhala bangsa Moab. Pada hari Murka Allah itu ada 24 ribu orang yang mati kena tulah, dan bangsa Israel sangat sedih bahkan dikatakan ada momen ketika Musa dan segenap umat Israel yang sedang bertangis-tangisan di depan pintu Kemah Pertemuan karena kesedihan akan Murka Allah kepada bangsa mereka, justru datanglah salah seorang Israel membawa seorang perempuan Midian kepada sanak saudaranya tanpa sadar dan penyesalan sedikitpun bahwa dia telah berdosa dengan membawa lagi perempuan Midian yang dilarang Allah untuk diambil jadi teman zinahnya.
Maka demi melihat hal itu terjadi didepan mata seluruh orang Israel, Pinehas, anak Eleazar, anak imam Harun, bangunlah dari tengah-tengah umat itu dan mengambil sebuah tombak di tangannya, mengejar orang Israel itu sampai ke ruang tengah, dan menikam mereka berdua, yakni orang Israel dan perempuan itu, pada perutnya. Maka berhentilah tulah itu menimpa orang Israel.
Poin saya adalah, tindakan kekerasan bahkan pembunuhan yang dilakukan oleh PINEHAS adalah tepat dimata Allah karena memang mendapat konfirmasi langsung dari Allah melalui Nabi Musa demikian: ““Pinehas, anak Eleazar, anak imam Harun, telah menyurutkan murka-Ku dari pada orang Israel, oleh karena ia begitu giat membela kehormatan-Ku di tengah-tengah mereka, sehingga tidaklah Kuhabisi orang Israel dalam cemburu-Ku. Sebab itu katakanlah: Sesungguhnya Aku berikan kepadanya perjanjian keselamatan yang dari pada-Ku untuk menjadi perjanjian mengenai keimaman selama-lamanya bagi dia dan bagi keturunannya, karena ia telah begitu giat membela Allahnya dan telah mengadakan pendamaian bagi orang Israel.”
PERTANYAAN BESARNYA SEKARANG :
Apakah tindakan kekerasan yang dilakukan FPI dapat dikategorikan dengan hal yang sama dengan yang dilakukan oleh PINEHAS dalam cerita di atas? Apakah masyarakat Indonesia sudah sebejat bangsa Israel dalam konteks kejadian cerita tersebut sehingga kebaikan tidak ada lagi dan Allah murka kepada bangsa Indonesia? Apakah bangsa Indonesia saat ini tidak sadar sesadar-sadarnya akan kebobrokan perilaku yang kita lihat di semua lini kehidupan seperti yang terpampang di berbagai media saat ini dan mengambil tindakan nyata? Kalau dalam hati dan motif orang FPI sama seperti Pinehas ingin menghormati Allah, siapakah kita yang dapat menghakimi FPI karena Allah saja yang mampu melihat hati kan? Manusia hanya melihat tindakan diluar berdasarkan norma yang berlaku di masyarakat dan itu juga hal yang benar.
Kalaulah murka FPI itu MURNI seperti PINEHAS, bagi saya Allah sendiri yang akan memberikan rewardnya, namun pertanyaannya lagi apakah demikian yang terjadi saat ini dengan tindakan-tindakan represif FPI?
Semoga bermanfaat, shaalom.
0 komentar:
Posting Komentar