Sebagian penduduk Negri Indonesia yang berpenduduk 250 juta, menjadi korban pembangunan yang tidak adil. Tidak merata. Pemerintah masih mengutamakan daerah-daerah tertentu dan sebagian kebijakannya masih koruptif yang dilakukan oknum yang hanya mementingkan diri sendiri.
Sebagai korban, rakyat jadi mudah bersimpati dengan pejabat atau pemimpin yang menjadi korban.
Masih ingat saat Bu Mega menjadi korban Presiden Soeharto yang mengkerdilkan PDI Megawati, langsung rakyat berpihak pada Mega. PDI P Mega akhirnya menjadi juara dalam Pemilu 2009, Mega menjadi Wapres dan kemudian Presiden RI. Sebaliknya Soeharto malah tersingkir dari Panggung kekuasaan yang dia nikmati selama 32 tahun.
Lalu di era Mega menjadi Presiden beberapa kali konflik dengan Susilo Bambang Yudhoyono (Menko Polkam). SBY ditengah jalan memilih mundur sebagai menteri karena merasa tidak cocok dengan Bosnya. SBY membentuk Partai baru yang dia beri nama Demokrat.
SBY yang dilihat sebagai Korban bu Mega ini langsung mendapat simpati puluhan juta rakyat yang kemudian memilihnya menjadi Presiden selama dua periode. Beberapa kali SBY mencitrakan dirinya sebagai korban, dan rakyat iba. Tapi kali ini rakyat (termasuk media pers) nampaknya mulai berpaling meninggalkan SBY meski tetap mencitrakan dirinya sebagai korban.
Saat ini Jokowilah yang menjadi media darling, dan paling diidolakan rakyat. Dimanapun Jokowi hadir, rakyat menyambut dan mengelu-elukan Gubernur DKI ini.
Tetapi sejak selalu juara di pelbagai survey, Mantan walikota Solo ini nampaknya mulai dimusuhi kalangan yang tidak suka dengan figur Jokowi. Termasuk lembaga survei, yang diduga pesanan kelompok tertentu, yang “menyingkirkan” namanya dalam survei dengan alasan yang dicari-cari.
Beberapa kalangan lain seperti oknum petinggi partai tertentu, anggota dewan dsb ikut menyerang Jokowi dengan mencari kekurangan dan kelemahannya. Terakhir kita membaca Pendiri PAN bapak Amin Rais dan salah seorang Wakil Ketua Umum yang juga Ketua Fraksi di DPR Partai Demokrat ikut menyudutkan Jokowi.
Apakah ini akan merugikan citra Jokowi? Bisa iya bisa tidak. Yang pasti bagi rakyat kebanyakan yang kadung cinta dengan Jokowi justru lebih membangunkan rasa simpati. Dengan mengorbankan citra Jokowi atau menjelekkannya, justru makin meningkatkan rasa sayang masyarakat. Seperti yang pernah dialami Bu Mega dan Pak SBY.
Untungnya Jokowi tak pernah mengeluh. Dia taunya bekerja dan tetap blusukan. Maka makin sayanglah rakyat kepadanya. Apakah kemampuan Jokowi sudah teruji menjadi orang nomor 1 di negeri ini? Belum. Tapi karena dia dikorbankan atau dipojokkan, malah makin banyak orang yang jatuh hati kepada Jokowi.
Lihat saja nanti, bagaimana akhir drama pemilu 2014 apakah kerinduan sebagian masyarakat agar Jokowi jadi Presiden menjadi kenyataan. Sampai hari ini Bu Mega dan PDIP sangat hati-hati dalam mengungkap capres dari PDIP. Wait and See!
Julianto Simanjuntak
0 komentar:
Posting Komentar