blazer korea murah

Etika Mengkritik Sang Pemimpin



Akhir-akhir ini kita sering sekali mendengar Kritik yang tajam kepada tokoh masyarakat atau kepada Pemimpin umat /Bangsa.


Sebagai warga Negara yang mayoritas beragama Islam dan faham adat istiadat ketimuran di Indonesia, mari sama-sama kita sejenak berbagi ilmu, demi keutuhan dan persatuan bangsa kita.


Sebagaimana kita ketahui bahwa ; UU Hak Asasi Manusia No. 39 Tahun 1999 dalam Pasal 23 ayat (2) yang bunyinya : “setiap orang bebas mempunyai, mengeluarkan dan menyebarkan pendapat sesuai hati nuraninya, secara lisan atau tulisan melalui media cetak maupun media elektronik dengan memperhatikan nilai-nilai agama, kesusilaan, ketertiban, kepentingan umum, dan keutuhan bangsa.”


Meskipun kita sudah faham, dan telah di atur dalam Undang-undang bahwa setiap warga Negara bebas bersuara, namun tidak ada salahnya sebelum kita melakukan kritik kepada orang lain, lawan politik, tokoh masyarakat dan pemimpin bangsa, mari kita tengok diri kita sendiri.


Pertama ;


Bukankah kita mengetahui bahwa sebagai manusia, tidak luput dari dosa, noda dan cacat (tidak ada yang sempurna). Apakah anda bisa menemukan orang di muka bumi ini yang tidak pernah berbuat salah dan dosa? Sejak Nabi Adam AS di turunkan kemuka bumi ini, Sejak itulah manusia mengemban tugas yang sangat berat, untuk memerangi hawa nafsu yang ada di diri ini, hal itu tidaklah mudah, karena Iblis dan syetan senantiasa membelokkan niat baik yang ada di dalam diri manusia.


Kedua : Sejak kita bersekolah, di taman kanak-kanak, SD,SMP,SMU sampai perguruan tinggi, sampai dengan terjun ke Masyarakat, berapa banyak peraturan yang telah kita langgar? Mungkin kita dulu pernah bolos sekolah, berbohong pada teman atau guru atau kepada orang tua sekalipun, sudah berapa banyak kita melakukan dosa kepada ALLAH SWT ; meninggalkan sholat, tidak puasa, berzakat? Sudah berapa banyak dan berapa kali kita menyakiti hati teman kita ? mencaci, mengejek, memfitnah, dan menzolimi orang lain? Sudah berapa kali kita tertawa di atas penderitaan dan kesengsaraan orang lain? Kita juga sering terjatuh dan gagal,atau melakukan kesalahan kesalahan dan dosa-dosa di muka bumi ini baik yang kecil atau bahkan besar sekalipun. Bisakah anda menghitungnya?


Jika kita terjatuh karena belum mengetahui suatu perkara, dan kita terlanjur melakukannya maka itu disebut suatu kesalahan, namun jika sudah mengetahui suatu perkara dan kita terjatuh, itu di sebut Dosa. Dan yang lebih berat lagi adalah jika kita sudah mengetahui bahwa perkara itu adalah Salah dan Dosa, tetapi kita tidak mau berbenah untuk memperbaiki diri dan bertobat !


Oleh karena itu jika kita memahami bahwa tubuh ini bergelimang dengan kesalahan dan dosa, maka kita akan lebih arif/bijak dalam mengkritik, atau menunjukkan kekeliruan dan kesalahan orang lain,baik itu berbicara dengan teman, update lewat social media, atau menulis article, dalam rangka mendesign opini public.


Apalagi jika kritik itu secara terbuka dalam rangka menjatuhkan nama baik seseorang, atau Pemimpin bangsa, ini sudah di luar batas kemanusiaan namanya. Bukankan menjatuhkan nama Pemimpin kita, sama dengan menjatuhkan nama baik dan martabat Bangsa sendiri? Bukankah anda ikut juga memilihnya, mengagungkannya dan mengangkatnya sebagai pemimpin? Mengapa justru anda gencar menjatuhkannya? Apakah itu murni pendapat anda? Apakah anda lawan politiknya? atau anda salah memilih? atau anda terprofokasi, atau sekedar ikut-ikutan? Apakah anda sudah merasa bersih? Apakah anda sanggup memimpin bangsa? Apakah anda lebih baik darinya? Apakah anda punya segudang prestasi,melebihi prestasinya? Apakah anda merasa benar ? apakah anda pemimpin yang baik dan mempunyai track record yang mulus? Dan masih banyak lagi yang perlu kita tanya dan jawab pada diri sendiri.


Terus terang, kalau kita mau jujur, hanya diri kita sendiri yang tau aib kita sendiri, dan Allah SWT yang Maha mengetahui, mungkin aib kita lebih banyak dari orang yang kita caci, aib kita lebih banyak dari orang yang kita zolimi, dan kita lebih hina dari orang yang kita hina. Bersyukurlah Allah SWT masih menutup aib kita.


Saudaraku, marilah kita introspeksi diri sebelum kita menilai orang lain, dan mari kita do’akan semoga Pemimpin Bangsa ini mendapat hidayah dan kekuatan dalam mengemban amanat Bangsa ini, agar bangsa ini menjadi “Baldatun thoyyibatun warobbun ghofur” (Negara yang adil dan makmur, yang diberkati serta di ampuni oleh Allah).


Wassalam,


Tubagus M.Ziad


Pemimpin & Motivator Majelis Muslim Banten.


http://tbziad.wix.com/gubernur-2018#!contact/c1d94




sumber : http://sosbud.kompasiana.com/2013/10/29/etika-mengkritik-sang-pemimpin-603261.html

Etika Mengkritik Sang Pemimpin | Unknown | 5

0 komentar:

Posting Komentar