Saya tidak habis pikir, bila ada yang menulis untuk menentang kekerasan yang dilakukan ormas Islam semacam Front Pembela Islam (FPIll akan ada yang mencapnya sebagai pembenci Islam. Padahal anarkisme yang dilakukan kelompok garis keras itu ditentang sendiri oleh sebagian umat Islam.
Tidak habis pikir lagi pernyataan ini keluar bukan dari mereka yang bodoh secara ilmu pengetahuan. Tapi oleh karena kefanatikan buta menyebabkan kesempitan jiwanya, sehingga menganggap orang-orang yang bukan beragama Islam pasti akan membenci Islam.
Pertanyaan saya: Bukankah sumber kebencian itu justru berasal dari hatinya sendiri? Dan dengan piciknya melimpahkan kepada orang lain.
Oleh karena kebencian, maka ketika ada yang menulis tindakan anarkis FPI segera akan dicap menyebarkan kebencian terhadap Islam. FPI dianggap sama dengan Islam. Apakah ini bukan sesat pikir namanya.
Secara pribadi saya tidak peduli FPI itu kelompak dari Islam, Kristen, atau Buddha. Tapi fokus kepada tindakan kekerasannya yang saya tidak setuju. Sebab saya tidak meragukan kemuliaan ajaran Islam, Kristen, Buddha, Hindu dan agama lainnya yang cinta damai.
Saya merasa beruntung diajarkan oleh Guru kami untuk belajar kebaikan dari semua agama dan jangan sesekali menjelekkan agama lain.
Ketika Guru kami pergi ke Amerika diundang ke gereja, maka sepulangnya beliau akan menceritakan kebaikan dari orang Kristen dalam melayani. Begitu juga ketika pergi ke Singapura dan berkunjung ke masjid di sana, maka beliau akan menceritakan tentang kebaikan dari umat Islam di sana.
Sama halnya ketika beliau ke Thailand dan beranjangsana ke vihara, sepulangnya pasti beliau akan mengabarkan tentang kebaikan umat Buddha.
Jadi kami sama sekali tidak pernah diajarkan untuk membenci agama lain. Sebaliknya diajarkan untuk menjujnjung tinggi semua agama yang ada. Sebarkan kebaikan agama sendiri, jangan genit menjelekkan agama lain.
Prinsipnya saya malah sangat menentang bila menemukan ada yang menjelekkan agama lain. Spontan saya akan membela sebisanya.
Pernah di layar televisi muncul berita soal perceraian seorang ustad kondang. Tante saya yang sedang menonton berujar,”Orang Islam itu memang tukang kawin sih!”
Saya kaget, tidak terima perkataan tante saya itu dan berusaha menjelaskan bahwa agama Islam itu ajaran yang baik. Begitu jga kalau ada teman karena ketidakmengertiannya menjelekkan agama lainnya. Saya akan mencoba menjelaskan dan memberikan pandangan yang benar sesuai kemampuan saya. Mulia sekali saya ini? Saya juga heran sendiri!
Saudara, siapapun Anda cobalah luruskan pandangan dan singkirkan rasa benci, sehingga persepsi bahwa setiap yang menentang kekerasan yang dilakukan ormas Islam itu sama dengan tanda kebencian kepada Islam.
Saya jadi teringat kalimat yang sangat mulia ini: ”Kasihilah musuhmu!”dan “Kasihilah sesamamu sebagaimana engkau mengasihi Tuhan-Mu”.
Semoga benih kasih semakin tumbuh di dalam hati kita yang mengaku beragama, karena mengasihi adalah sejatinya ajaran semua.
0 komentar:
Posting Komentar