Dalam pekan ini ada berita menarik bagi publik, apalagi kalau bukan tentang himbauan menteri dalam negeri agar pemerintah daerah melakukan kerjasama dengan ormas FPI. Himbauan ini menjadi kontroversi dimasyarakat, ada yang pro tak sedikit pula yang kontra. Bagi pihak pro tentu saja salah satu argumentasinya setiap individu atau kelompok di Negara ini berhak untuk diajak bekerjasama oleh pemerintah untuk membangun bangsa, tidak boleh ada diskriminasi, urusan tekhnis model kerjasamanya tinggal diatur saja dengan tetap mengaju kepada aturan yang ada.
Sementara yang kontra juga punya pendapat sendiri,berdasarkan analisa mereka, baik analisa sehat maupun tak sehat. Diantara analisa itu adalah ada yang mengatakan bahwa dibalik himbauan tersebut ada skenario besar sang menteri untuk membidik individu tertentu. Dan individu itu adalah pemimpin yang pernah bersiteru dengannya secara terbuka, itulah Mr.Blak-blakan. Pola skenario yang diingikan menurut analisa ini ringkasnya adalah; Sang Mantan Gubernur sumatera barat ini mengeluarkan himbauan, lalu Mr.Blak-Blakan merespon secara keras,selanjutnya FPI bertindak dan akhirnya Mr.Blak-Blakan dilengserkan, kemudian tamatlah karir politiknya dan dendam Pria berdarah minang itupun terbalaskan. Semua mulus tanpa hambatan.
Saya tidak mengerti dengan alur berfikir seperti ini, terlalu dipaksakan dan terkesan selalu mengedepankan prasangka buruk kepada setiap orang yang pernah berseberangan dengan Mr.Blak-Blakan. Kalau dilihat dari rentetan peristiwanya, Mr.Blak-Blakan atas kemauan sendiri,tanpa dipaksa atau digiring oleh pihak manapun mengeluarkan pendapatnya tentang himbauan tersebut, nah kalau memang Pak Menteri tengah menyiapkan skenario buat Mr.Blak-Blakan, kenapa ia tidak berhati-hati?,ini jelas berbahaya bagi dirinya. berarti Mr.Blak-Blakan itu bodoh dong?,Mau-maunya masuk jebakan. Gimana?
0 komentar:
Posting Komentar