Tahun 2014 mendatang Indonesia memiliki hajatan besar pemilu. Walaupun pemilu masih dilakukan tahun depan, ternyata sudah banyak caleg atau capres yang sudah mendahului start kampanye dengan memasang iklan lewat pamflet, baliho dan bahkan promosi lewat televisi.
Kampanye dengan menyebar pamflet, memasang iklan dibaliho dan ditelevisi memang sudah biasa. Cara-cara tersebut adalah cara tradisional yang masih dianggap efektif oleh para caleg dan capres. Namun cara-cara tersebut juga membutuhkan biaya yang sangat besar.
Kampanye dengan menyebar palmflet memang tidak terlalu membutuhkan biaya besar, namun biasanya pamflet-pamflet tersebut ditempelkan dipagar-pagar maupun dipohon-pohon pinggir jalan, tentu saja itu merusak keindahan lingkungan.
Kampanye dengan cara-cara tersebut, menurut saya kurang efektif. Orang belum tentu memilih mereka, sebab para pemilih tidak mengenal secara pribadi, trek rekot dan program-programnya. Para pemilih hanya tau wajah dan nama para pengiklan tersebut.
Kampanye yang efektif dan irit biaya
Berkampanye yang efektif tidak harus mengumpulkan masa, pasang pamflet, ngiklan dibaliho dan televise saja. Masih banyak cara lain yang efektif, murah dan bisa diterima oleh masyarakat.
Seperti yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Jokowi bahkan nyaris tanpa kampanye seperti pawai, arak-arakan, pengerahan masa. Jokowi hanya melakukan blusukan dan berdialog dengan masyarakat. Kampanye dengan cara demikian sudah terbukti efektif dan tidak perlu mengeluarkan biaya mahal.
Kampanye dengan cara demikian lebih bisa mendekatkan diri dengan para pemilih dan tentu saja bisa mendengarkan keluhan-keluhan rakyat. Dengan mendekatkan diri kepada rakyat, rakyat lebih merasa diperhatikan dan lebih mengenal calon wakilnya nanti.
Kelebihan Jokowi dalam berkampanye tidak hanya sebatas itu saja. Contohnya : beliau mampu membuat brand dan image yang berbeda dari calon lain. Jokowi mampu membuat gebrakan dengan baju kotak-kotanya. Bahkan dengan image baju kotak-kotanya tersebut mampu menarik dana yang tidak sedikit dari penjualan baju kotak-kotak tersebut.
saya menulis ini bukan untuk menyanjung cara berkampanye Jokowi, tetapi saya ingin membuka wawasan para caleg dan juga para capres. Kalau bisa berkampanye murah, kenapa berkampanye mahal? Lebih baik biaya kampanye yang supermahal tersebut bisa digunakan untuk mensejahterakan rakyatnya. masih banyak rakyat yang perlu ditingkatkan kesejahteraannya.
Mudah-mudahan di pemilu tahun depan para caleg dan capres mampu menemukan cara yang lebih inovativ berkampanye dengan murah dan kalau perlu tidak memerlukan biaya. hehehe
0 komentar:
Posting Komentar