Tahun ini rakyat Indonesia bersiap untuk menyiapkan punggung yang kuat untuk menyangga “bonus” permasalahan. Meski persoalan pribadi dan keluarga rakyat Indonesia masih banyak yang belum menemukan solsusinya, namun kini di depan sudah ada problema baru. Lucunya rakyat harus ikutan menanggung persoalan presidennya sendiri.
Aneh memang, presiden yang sudah menjadi tugasnya untuk memberi kenyamanan dan kesejahteraan hidup rakyatnya, justru menjadi bagian dari persoalan (trouble maker). Entah apa yang ada di benak SBY yang hampir setiap minggu mengumbar keluhan di media.
Sebagai presiden yang dipilih rakyat dua kali, SBY tentu paham persoalan yang dihadapi oleh warga Indonesia. Apalagi ia memiliki para menteri dan wakilnya yang setiap saat (seharusnya) memberikan input dan jalan keluar untuk mengatasi problem penduduknya. Belum lagi “pembantu-pembantu” lainnya.
Namun yang menjadi kenyataan tidak lah seindah apa yang diharapkan. Faktanya, presiden kita justru lebih sering mengeluh soal pribadinya kepada rakyat yang “menggajinya”. Yang difitnah bersekongkol dengan koruptor lah, kinerjanya tidak becus lah dan yang terus diserang oleh media.
Jika orang tua saja mampu menyembunyikan permasalahan keuangan di depan anak-anaknya dengan harapan anaknya dapat terus semangat menuntut ilmu, sebagai presiden semestinya SBY juga harus melebihi dari itu.
Sebagai seorang kepala Negara dan kepala pemerintahan, semestinya SBY harus setegar batu karang. Meski dihantam ribuan kali gelombang namun tidak lekas patah. Mental presiden tak pantas berkarakter krupuk. Baru sekali terkena air langsung melempem dan mengecil.
Apapun, memiliki presiden yang “cengeng” bukanlah salah SBY seorang. Bagaimanapun ini ada andil dari jutaan rakyat Indonesia yang ikut memilih dan menggantungkan sebagian harapan kepada bapaknya Ibas itu.
0 komentar:
Posting Komentar