Akhir-akhir ini publik sering melihat para pemimpinnya suka marah-marah. Memang marah itu tidak semuanya negatif, marah untuk perbaikan itu sah-sah saja,tapi kalau perbaikan bisa dilakukan dengan tersenyum kenapa harus marah-marah.
Akan lebih menggelikan lagi, kalau marah itu hanya disebabkan oleh terusiknya kepentingan individu atau kelompok,padahal orang berani mengusiknya karena ulah mereka sendiri.
Kasihan sekali rakyat,sudah hidup susah tambah lagi melihat pemimpin suka mewah-mewah plus pakai marah-marah pula lagi. Harapan untuk membawa solusi bagi mereka jadi sia-sia. Jika pemimpin saja tidak bisa mencontohkan kepada rakyat bagaimana mengendalikan marah, maka bagaimana rakyat juga bisa menahan marah. Maka bisa jadi, maraknya tindakan anarkis selama ini juga akibat kegagalan pemimpin dalam mendidik rakyatnya agar menjadikan sabar sebagai perisai diri dalam menghadapi persoalan.
Tampil marah-marah didepan public itu bisa menekan orang lain secara psikologis, membuat mereka stres. Sudahlah beban ekonomi mereka menumpuk, tambah lagi beban psikologis. Maka tak ada salahnya kedepan ada pemimpin alternative, pemimpin out of the box dari gaya kepemimpinan selama ini. Mari lirik para pelawak,bisa jadi mereka lebih mampu memimpin Negara ini. Paling tidak mampu mengurai beban psikologis rakyat, sehingga mereka selalu tertawa dan happy dalam hidupnya. So..ditunggu para pelawak untuk nyapres.ini serius lho!
0 komentar:
Posting Komentar