Anakmu bukan milikmu. Mereka putera puteri Sang Hidup yang rindu pada dirimu sendiri. Berikan mereka kasih sayangmu, tapi jangan sodorkan bentuk pikiranmu. Sebab pada mereka ada alam pikiran tersendiri. Jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan, Yang tiada dapat kaukunjungi…. sekalipun dalam impian. Kaulah busur, dan anak-anakmulah anak panah yang meluncur. Sang pemanah maha tahu sasaran bidikan keabadian. (Khalil Gibran, 1994:22,24)
orang tua tak bisa disebut orang tua apabila tak ada anak, anak pun tak bisa disebut anak apabila tak ada orang tua.
mereka punya derajat yang sama, seharusnya mereka harus salaing mengerti, bukan malah beradu argumen dan hanya menghasilkan sebuah ketidakadilan dan kemarahan.
mereka harus sama-sama menghormati satu sama lain.
yang akan menghadapi masa depan adalah anak dan orang tua yang akan memandang anak menggapai masa depannya dari kejauhan bukan mengatur dan mengkonstruksikan masa depannya
0 komentar:
Posting Komentar